Berbekal Keberanian, Dzatin Azizah Raih Penghargaan sebagai Penulis Terbaik Nasional
“Saya suka dan mulai belajar menulis di semester tiga ini manakala mata kuliah Keterampilan Menulis diajarkan. Menulis adalah perjalanan yang penuh tantangan, pelajaran, dan harapan. Ketika tulisan mendapat pengahargaan, rasanya campur aduk. Bahagia, bangga, dan lega karena usaha tidak sia-sia. Penghargaan menjadi pengakuan atas kerja keras dan dedikasi saya dalam menulis.”
Itulah kesan Dzatin Azizah, mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) STKIP PGRI Ponorogo yang baru saja mendapat penghargaan sebagai penulis terbaik nasional dalam lomba menulis cerpen yang diselenggarakan oleh Pintar Menulis.id Anteroliterasi. Bersama para penulis lain, karyanya diterbitkan dalam buku Antologi bersama.
Perlombaan tersebut dimulai dengan pengumpulan naskah sejak tanggal 21 November sampai 25 Desember. Pengumuman seleksi 28 Desember 2023 dan pengumuman pemenang pada 3 Januari 2024. Pesertanya terbuka untuk umum, mulai dari siswa, mahasiswa, dan masyarakat umum tanpa terbatas usia.
Berbekal informasi lomba dari teman sekelasnya, dalam kesempatan itu Dzatin mengikuti lomba menulis cerpen. Sang Pemimpi di Bukit Hijau adalah judul cerpen yang diikutkan dalam kompetisi tersebut. “Cerpen tersebut menceritakan tentang perbukitan yang ditinggali oleh seorang gadis yang bernama Sinta. Pedesaan yang mempunyai kehangatan, kedamaian, dan ketenangan. Keindahan yang alam punya selalu membuat Sinta takjub setiap harinya,” papar mahasiswa asal Riau tersebut.
Dzatin mengaku cerpen tersebut ditulis berdasarkan pengalaman pribadi yang dipadukan dengan imaji dan imajinasinya. Dibutuhkan waktu satu setengah hari untuk menyelesaikannya. “Seteleh menyelesaikan cerpen tersebut saya mengeditnya dengan cermat. Saya berusaha mencari kesalahan, kejanggalan dalam alur cerita. Saya juga memperhatikan gaya penulisan dan cara penyampaian pesan. Saat mengedit saya terbuka terhadap kritik dan saran dari teman yang sudah berpengalaman.”
Mahasiswa Angkatan 2022 itu sebelumnya sama sekali belum memiliki pengalaman mengikuti lomba menulis. Dirinya merasa bahagia dan bangga karena mengikuti lomba pertama kalinya dan memperoleh penghargaan. Ia ingin ke depannya bisa terus belajar, berproses, dan berkarya. Besar harapannya prosesnya dalam dunia menulis itu menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain. “Intinya jangan takut untuk mencoba hal baru dan berkarya sebab kita tidak tahu hal baik apa yang sedang menunggu kita di sana,” pesannya mewanti-wanti. (Red/Yun_Humas)