Menjelajahi Budaya Lokal: Nguri-uri Seni Karawitan Ngudi Laras
Joho, Purwantoro – Karawitan merupakan seni musik tradisional Jawa yang dimainkan dengan alat musik gamelan. Di Desa Joho, terdapat satu kelompok karawitan yang aktif berlatih dan tampil di berbagai acara, yaitu Karawitan Ngudi Laras.
Pada Jumat (1/3) Mahasiswa KKNT Desa Joho berkesempatan mengunjungi kesenian turun temurun tersebut. Di tengah modernisasi dan arus globalisasi, kesenian karawitan masih eksis di Desa Joho, Purwantoro. Kesenian ini bukan hanya menjadi hiburan bagi masyarakat desa, tetapi juga warisan budaya yang harus dilestarikan.
Sukar Rudianto, ketua karawitan ternama di Desa Joho, Purwantoro, telah menerima mandat untuk meneruskan kepemimpinan karawitan “Ngudi Laras”.
Kerut, sapaan akrabnya dikenal sebagai sosok yang memiliki dedikasi tinggi terhadap seni karawitan. Beliau telah aktif dalam berbagai kegiatan karawitan sejak usia muda, dan telah banyak berkontribusi dalam pelestarian dan pengembangan seni karawitan terutama di Desa Joho. Pengetahuan yang mendalam tentang karawitan membuatnya memiliki passion dan komitmen yang tinggi untuk memajukan seni tradisional ini.
Ketua Karawitan menyampaikan bahwa rutinan Karawitan terlaksana paling sering setiap malam minggu mulai pukul 20.00 WIB. Tak hanya itu, beliau juga menjelaskan jenis gamelan yang digunakan. Mulai dari bonang, penerus, kerut, slenthem, geber, gambang, kendang, depok, saron, gong, kenong, siter, dan rebab.
“Disini ada satu gamelan yang sering berbunyi sendiri saat malam hari. Gamelan siter namanya. Itu seperti dikasih sesuatu seperti penglarisan oleh pembuatnya. Sebenarnya hanya seperti dipetik biasa, tapi kalau belum terbiasa juga akan merinding” tambahnya.
Yono, pemilik tempat latihan karawitan Desa Joho menyampaikan adanya dukungan penuh dari pihak desa untuk meningkatkan kesenian karawitan. Setiap ada acara-acara seperti khitanan, nikahan, dan bersih desa karawitan “Ngudi Laras” selalu mendapatkan job untuk tampil. Dari situ, masyarakat lebih mengenal terkait kesenian karawitan tersebut.
“Karawitan ini sudah lebih dari 20 tahun berkembang. Bahkan saat corona menyerang dan banyak kesenian karawitan yang sekarang sudah tidak beroperasi, “Ngudi Laras” masih mengadakan latihan dan Alhamdulillah tidak berhenti dan mati keseniannya,” ujarnya.
Saat berkunjung, mahasiswa KKNT diberikan kesempatan untuk mencoba memainkan gamelan-gamelan tersebut. Kerut memberikan arahan terkait tangga nada pelog dan slendro.
Banyak harapan yang ingin diwujudkan oleh Ketua Karawitan. Mulai dari bekerjasama dengan Sekolah Dasar, Sekolah Menengah, hingga kesenian yang lain. Bahkan ingin mengenalkan karawitan “Ngudi Laras” sampai ke bata luar Kabupaten Wonogiri. Dan satu kendala yang sampai saat ini belum terpecahkan yaitu sulitnya mencari penerus sinden Karawitan.
Pewarta: Humas KKNT Desa Joho.