Buka Bersama HMP, Hadirkan Jurnalis Senior dan Konten Kreator Berpengalaman
UKM Himpunan Mahasiswa Penulis (HMP) STKIP PGRI Ponorogo selenggarakan Buka Bersama dan Sharing Bersama Jawa Pos-Radar Lawu, Sabtu (23/3). Bertempat di Angkringan Sor Tower, acara ini merupakan kerja sama UKM HMP STKIP PGRI Ponorogo dengan Jawa Pos-Radar Lawu.
Ada lima sharing narator yang berbagi kisah kepenulisannya. Dimulai dari Nur Wachid (Jurnalis Senior Radar Lawu), Nur Imaniyah (Mahasiswa PBSI & content writer Radar Lawu), Nosa Retno (Mahasiswa PBSI & content writer Radar Lawu), Afifah Wahda (content writer Radar Lawu), dan Iin Rismawati (video creator).
Dalam acara ini, masing-masing sharing narator berbagi pengalamannya menulis. Mulai dari mengolah tema, berpacu dengan deadline tulisan, hingga menggali ide di tengah arus viralitas media sosial.
Sutejo, selaku pembina UKM HMP STKIP PGRI Ponorogo, menyambut hangat dilaksanakannya acara ini. Apalagi keberadaan dua mahasiswi STKIP PGRI Ponorogo yang menjadi content writer di Radar Lawu, yaitu Nur Imaniyah dan Nosa Retno. Sutejo berharap, kedua anggota tersebut bisa menjadi sungai inspirasi bagi teman-teman yang lain.
Satu per satu sharing narator bercerita dalam keadaan yang santai sembari menunggu momen berbuka puasa. Acara ini tergolong istimewa, karena turut dihadiri 3 alumni STKIP PGRI Ponorogo yang dulu pernah menjadi bagian dari UKM HMP, yaitu Nur Wachid, Iin Rismawati, dan Yeni Kartikasari. Nur Wachid (Jurnalis senior Radar Lawu) bersama Iin Rismawati (istrinya) menjadi sharing narator dalam acara tersebut. Sedangkan Yeni, saat aktif sebagai anggota HMP telah menyabet banyak prestasi nasional.
Menariknya, ada 3 peserta dari luar sivitas akademika STKIP PGRI Ponorogo. Rizqy Kurnia Sari (Dosen UNS), Sistha Widyadari (alumni Universitas Brawijaya), dan Devi Novitasari (alumni Unair ). Ketiga peserta ini antusias masuk dalam kehangatan keluarga HMP. Diskusi pun mengalir hangat hingga adzan maghrib berkumandang.
Di akhir acara, Sutejo berharap keluarga besar HMP STKIP PGRI Ponorogo bisa terus menjalin silaturahmi. Baik yang masih mahasiswa maupun yang sudah menjadi alumni. Pakar literasi ini kembali mengingatkan bahwa hanya dengan literasi yang mampu menyelematkan generasi muda dan pendidikan Indonesia. (Red/ Sap)