Sebanyak 238 Mahasiswa Ikuti Pembekalan Kuliah Kerja Nyata Terpadu
Ponorogo_ Graha Saraswati STKIP PGRI Ponorogo dipadati mahasiswa yang tengah mengikuti pembukaan sekaligus pembekalan Kuliah Kerja Nyata Terpadu (KKNT) tahun 2025, (Rabu, 22/01). Sebanyak 238 mahasiswa dari empat program studi mengikuti langkah awal dari rangkaian KKNT. Kegiatan ini dihadiri ketua dan wakil ketua STKIP PGRI Ponorogo dan Dosen Pendamping Lapangan (DPL).
Kuliah Kerja Nyata Terpadu (KKNT) tahun 2025 bertempat di Kecamatan Purwantoro yang terbagi menjadi 13 desa dan 2 kelurahan. Lokasi KKNT sama dengan KKNT tahun 2024 hal ini dilakukan untuk menindaklanjuti program kerja yang disusun mahasiswa sebelumnya. Selain itu, menjadi titik perhatian lembaga memiliki kembali Kecamatan Purwantoro karena adanya respon positif dari masyarakat.
“Tahun 2025 karena pelaksanaan sebelumnya oleh masyarakat mendapat respon positif, lalu diminta satu tahun lagi untuk KKNT di sana,” tutur Dr. Ahmad Nur Ismail, M.Pd.I.
Lokasi yang sama dalam pelaksanaan KKNT memiliki tantangan tersendiri bagi mahasiswa. Terlebih harus memiliki program kerja yang lebih baik dan tidak sama dengan sebelumnya. Tantangan ini harus menjadi peluang bagi mahasiswa dalam mewujudkan program kerja yang berorientasi pengembangan potensi desa.
Dr. Ahmad Nur Ismail, M.Pd.I., dalam sambutannya berpesan untuk menjaga citra baik yang dibangun mahasiswa KKNT sebelumnya. Sehingga, citra positif tersebut akan terus dikenang oleh masyarakat di kecamatan Purwantoro.
Pihaknya juga menyampaikan tentang peta potensi setiap desa yang menjadi tujuan Kuliah Kerja Nyata Terpadu. Diharapkan mahasiswa mengenal dan memahami potensinya untuk nantinya dijadikan program kerja unggulan.
Pembukaan KKNT 2025, mahasiswa juga mendapatkan pembekalan materi dari wakil 2 Edy Suprayitno, M, Pd., yang mengulas tentang tips sukses dalam menjalankan Kuliah Kerja Nyata Terpadu. Tips tersebut beliau sampaikan sesuai dengan pengalaman baik menjadi mahasiswa maupun Dosen Pendamping Lapangan (DPL)
“Saya berbicara sesuai pengalaman. Semua kegiatan termasuk program kerja harus memiliki perencanaan yang matang.” pungkasnya.
Dalam menjalankan program kerja, pihaknya menyarankan untuk berkoordinasi dan bekerja sama dengan pihak desa atau dinas terkait sehingga dapat berjalan optimal. Selain itu, memberikan dampak nyata bagi masyarakat.
Sementara Heru Setiawan, M.Pd., wakil ketua 3 bidang akademik membeberkan tentang teknik dalam menyusun program kerja. Penyusunan program kerja tersebut nantinya akan berjalan dengan baik ketika sudah berada di desa-desa. Pihaknya, menyampaikan bahwa program kerja terbagi menjadi harian, mingguan, dan unggulan.
Program kerja unggulan menjadi poin penting yang harus disusun secara matang dan terencana. “Tidak ada suatu keberhasilan tanpa perencanaan yang baik, termasuk Proker unggulan,” pungkasnya.
Mahasiswa juga mendapatkan materi Participation Action Research (PAR) dari Adip Arifin, M.Pd., selaku wakil ketua 1 bidang akademik.
KKN tahun ini mengusung tema optimalisasi potensi desa berbasis literasi untuk kemandirian dan kesejahteraan masyarakat. Melalui berbagai program kerja yang disusun dan implementasi dari pengalaman mahasiswa selama dibangku perkuliahan. Red_Ags/Humas
Previous