Observasi mahasiswa KKNT di Desa Sumber: Harmoni Alam dan Kehangatan Warga yang Memikat
Purwantoro– Desa Sumber yang terletak di Kecamatan Purwantoro menjadi lokasi pengabdian bagi mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) terpadu pada tahun ini. Desa yang terkenal dengan keindahan wisata Watu Amplok dan hasil bumi berupa petai ini disambut dengan kedatangan hangat pelajar yang siap mengabdikan diri untuk masyarakat.
Kedatangan mahasiswa KKNT kelompok 9 STKIP PGRI Ponorogo diawali dengan kunjungan ke balai desa untuk bertemu langsung dengan Kepala Desa, Bapak Katimo, S.Pd. I., kemarin (23/01). Pertemuan tersebut, beliau memberikan berbagai informasi dan memperkenalkan kondisi geografis serta potensi Desa Sumber. Desa ini terdiri dari empat dusun, dua Sekolah Dasar, dan dua PAUD, yang menjadi pusat pendidikan bagi anak-anak di wilayah ini.
“Kami sangat senang menerima mahasiswa KKN. Semoga kehadiran mereka dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat Desa Sumber, baik melalui program kerja maupun pendampingan lainnya,” ujar Pak Katimo saat menyambut mahasiswa.
Selesai acara di balai desa, mahasiswa KKNT bersama dengan bapak Suroto, selaku DPL kelompok 9 diantar oleh perangkat desa ke rumah Ketua RT untuk memastikan lokasi posko tempat mereka tinggal selama menjalankan program KKN. Kehangatan warga semakin terasa saat pelajar diajak berkeliling desa, salah satunya mengunjungi destinasi wisata Watu Amplok.
Watu Amplok, yang menjadi salah satu daya tarik Desa Sumber, menyuguhkan pemandangan alam yang luar biasa. Tempat ini terkenal sebagai lokasi favorit untuk menikmati matahari terbit. Dari atas bukit Watu Amplok, pengunjung bisa menyaksikan matahari terbit dengan latar belakang pegunungan yang hijau dan suasana pedesaan yang asri.
“Saya sangat kagum dengan keindahan Watu Amplok. Selain udaranya yang segar, suasananya sangat tenang. Rasanya ini bisa menjadi destinasi yang potensial untuk dikembangkan lebih lanjut,” ungkap Ali Mustofa, ketua KKNT kelompok 9
Selain pesona alamnya, Desa Sumber juga memiliki ciri khas yang unik: petai. Hampir di setiap sudut desa, pohon-pohon petai tumbuh subur. Bagi masyarakat, petai bukan sekadar hasil panen, tetapi juga simbol identitas desa.
Usai menikmati keindahan Watu Amplok, mahasiswa mendapat oleh-oleh berupa petai sebagai tanda sambutan hangat dari warga. Bagi pelajar, pengalaman ini terasa istimewa, karena mereka tidak hanya menyuguhi keindahan alam, tetapi juga dikenalkan pada kehidupan sehari-hari masyarakat Desa Sumber.
“Bukan hanya pemandangan alam yang menjadikan desa ini istimewa, tetapi juga kerukunan warganya. Berbeda sekali dengan di kota, warga desa Sumber sangat ramah, mereka menerima kami seperti keluarga, dan itu adalah hal yang sangat berharga,” ungkap Iza Azahra salah seorang mahasiswa KKNT
Observasi di Desa Sumber menjadi pengalaman yang tak terlupakan bagi mahasiswa KKNT. Keindahan Watu Amplok, keunikan hasil bumi petai, dan kerukunan warga desa menjadi kombinasi sempurna yang menciptakan kenangan indah.
Desa Sumber tidak hanya menjadi tempat bagi siswa untuk belajar dan mengabdi, tetapi juga menjadi tempat untuk menemukan arti kebersamaan dan keindahan hidup yang sederhana. Di sini, waktu seakan berjalan lebih lambat, memberikan kesempatan untuk menikmati setiap momen yang ada.
“Kami merasa sangat bersyukur bisa berada di sini. Ini baru pertama kali kami berada disini, Desa Sumber sudah memberikan banyak pelajaran, dan kami tidak sabar untuk menjelajahi lebih banyak lagi keindahan desa ini,” tutur Rima Susilowati salah satu mahasiswa KKNT
Segala pesonanya, Desa Sumber menjadi bukti bahwa keindahan dan kebahagiaan dapat ditemukan dalam hal-hal yang sederhana, selama kita mau membuka hati untuk menerimanya.
Pewarta: Fitriani (Mahasiswa KKNT desa Sumber)