Ubah Potensi Menjadi Aksi
Gelaran Kuliah Kerja Nyata Terpadu (KKNT) akan segera dilaksanakan. Tepatnya Senin 3 Februari, mahasiswa mulai menuju desa tempat diselenggarakan KKNT. Terdapat menjadi 13 desa dan 2 kelurahan di Kecamatan Purwantoro Jawa Tengah, menjadi lokasi Kuliah Kerja Nyata tahun 2025.
Untuk menyukseskan kegiatan Kuliah kerja nyata sekaligus memberikan arahan bagi mahasiswa. STKIP PGRI Ponorogo kembali mengadakan pembekalan. Fokus pembekalan tentang gambaran dan potensi desa di Kecamatan Purwantoro. Samuri, S.IP., M.M., selaku sekretaris kecamatan Purwantoro menjadi pemateri dalam kesempatan tersebut.
Samuri, S.IP., M.M., mengaku senang kembali dipercaya untuk menyampaikan gambaran seputar desa-desa yang menjadi tujuan KKNT. Setiap desa memiliki potensi yang berbeda sekaligus kekhasan bagi wilayah tersebut. Pengrajin genteng, wayang, anyaman tikar, kopi robusta, industri mete, gerabah, emping melindo beberapa industri dan kerajinan beberapa desa di Kecamatan Purwantoro.
Pihaknya berharap, potensi setiap desa dapat menjadi perhatian mahasiswa utamanya dalam sektor pemasaran. Mengingat era sekarang pemasaran produk tidak saja offline melainkan yang masif dan efektif secara online.
Menariknya kecamatan Purwantoro memiliki program unggulan bagi mahasiswa yang memiliki potensi yaitu Mapres (mahasiswa berprestasi). Pemerintah menyediakan anggaran sekitar 10 milyar untuk mengakomodasi program Mapres, tutur Samuri, S.IP., M.M.
Isu terbaru di kecamatan Purwantoro seputar kembali merebaknya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan penangan kasus stunting juga disinggung. Terkait kasus stunting, menurut Samuri, S.IP., M.M., dalam penangannya tidak mudah. Kesiapan calon ibu sebelum menikah, asupan ketika mengandung, hingga anak lahir juga perlu diperhatikan.
“Kadang ada ibu-ibu yang anaknya tidak mau digolongkan stunting. Ini kadang yang merepotkan dalam penangannya,” tuturnya.
Kuliah kerja nyata terpadu diharapkan memberikan dampak positif bagi masyarakat. Terlebih potensi setiap desa mampu dimanfaatkan mahasiswa untuk menjadi program kerja yang berkelanjutan juga diintegrasikan dengan literasi.
Hal ini disinggung oleh Adip Arifin, M.Pd., selaku wakil ketua 1 bidang akademik STKIP PGRI Ponorogo, yang berharap KKNT menjadi agenda setiap tahun memberikan makna bagi setiap desa atau wilayah tujuan.
“Kami berterima kasih kepada Kecamatan Purwantoro yang telah memberikan izin untuk KKNT,” tuturnya ketika sambutan.
Red/Ags_humas
Previous