Sisi Lain Kerja Bakti Kepyar, Tiga Mahasiswa KKNT Diberi Tugas Khusus

Jumat (7/2) pagi, tiga mahasiswa KKNT STKIP PGRI Ponorogo diundang oleh Mei Rina Purnawati, Kepala Desa Kepyar, dalam kerja bakti di Makam Semurep. Warga berkumpul dengan suka cita. Ketika warga lain bersiap membawa cangkul, arit, hingga linggis, tiga mahasiswa KKNT mengeluarkan ponsel dari saku masing-masing.
Ya, ketiga mahasiswa ini mendapatkan tugas khusus dari Bu Polo, sebutan populer Mei Rina Purnawati di kalangan warga, untuk mendokumentasikan kegiatan kerja bakti. Terang Mei Rina Purnawati, video ini nantinya akan dikompilasi dan diunggah di YouTube.
Resti, mahasiswa KKNT, mengaku terkejut dengan kondisi medan yang harus dilalui untuk mencapai makam. “Sungai yang harus kami lewati airnya cukup deras dan bebatuannya licin,” ujarnya.
Awalnya, ia begitu khawatir dengan keselamatan tim dokumentasi. Dengan kondisi medan yang cukup ekstrem dibutuhkan upaya lebih untuk mendokumentasikan kegiatan.
Menurut Mei Rina Tri Purnawati makam Sumerep ini digunakan oleh tiga dusun sekaligus.
“Tidak hanya untuk satu dusun saja, tetapi akan dibuat tiga dusun menjadi satu makam.” ungkap Bu Polo.
Meski tidak berkontribusi secara langsung dalam kerja bakti, ketiga mahasiswa ini berupaya mengerahkan kemampuan terbaiknya dalam hal dokumentasi. Mereka mengabadikan berbagai momen, mulai dari persiapan kegiatan hingga proses pembersihan makam. Tantangan medan yang berat menjadi bagian dari cerita yang mereka rekam.
Kejadian ini menimbulkan perdebatan di kalangan warga. Sebagian warga mendukung inisiatif promosi wisata religi melalui media sosial, sementara sebagian lainnya mempertanyakan efisiensi penggunaan tenaga mahasiswa untuk kegiatan dokumentasi. Hal ini disebabkan kondisi medan yang cukup berbahaya.
Ke depan, diharapkan ada koordinasi yang lebih baik antara pemerintah desa dan pihak yang terlibat dalam kegiatan serupa agar dapat memaksimalkan potensi sumber daya yang ada. (*)
Pewarta: Resti Ziana Pramudea, Mahasiswi KKNT Kelompok 7 Kepyar