Tengok Proses Kreatif Cipta Puisi S. Sigit Prasojo

Menulis puisi adalah cara Sigit menyampaikan suara hatinya. Pria kelahiran Juli 2001 ini berusaha mengungkapkan kegelisahan dan keresahannya dalam bentuk kata-kata. Saat diwawancarai Tim Humas, Kamis, (13/03/2025) Sigit tampak semangat menceritakan proses kreatif menulis puisi. Baru-baru ini dirinya diumumkan sebagai pemenang pertama dalam ajang lomba cipta puisi. Terangnya, lomba tersebut diselenggarakan Prodi PGSD Universitas Pelita Bangsa.
“Puisinya bukan baru, itu puisi yang saya tulis Desember 2024 lalu. Tidak punya ekspetasi tinggi, juga tidak kepikiran ikut lomba. Dorongan dosen Pak Suprapto, akhirnya ikut,” cerita mahasiswa STKIP PGRI Ponorogo ini.
Mahasiswa Pendidikan Bahasa Jawa ini menulis puisi Mimpi yang Diumumkan di Balai Desa. Puisi mengungkapkan banyaknya mimpi yang dikendalikan oleh aturan pemerintah. Masyarakat diminta tunduk oleh regulasi yang ada. “Kritik sosial, saya menceritakan tentang petani yang kehilangan tanahnya sendiri, para penyair yang karyanya dibungkam, juga orang-orang yang sudah dikuasai kapital. Saya menonton berita, seperti orang-orang di jalanan, kampus yang masih memiliki mimpi besar, akhirnya berhadapan dengan ketakutan akan represi.
Kemarahan mewarnai puisi Sigit. Refleksi atas kegelisahan tertulis jelas di setiap larik-lariknya. Pria ini juga pernah menjuarai lomba cipta puisi Crreativity Competition, kemudian lomba yang diadakan Media Menulis. Puisi-puisinya selalu dibubuhi sentuhan teatrikal. Jelasnya, karya puisi tidak saja rangkaian kata-kata tetapi puisi memiliki ruh yang ketika dibaca dengan baik dan berekspresi dapat menyentuh perasaan pendengarnya.
“Suka menulis puisi sebagai koleksi. Ya menulis karena dirinya punya suara yang cukup keras untuk dirinya sendirinya melalui bahasa puisi,” terang mahasiswa asal Sukorejo Ponorogo.
Semangat dan motivasi besar tidak saja lahir dari diri Sigit, orang-orang di sekitarnya seperti dosen turut mendorong kreativitas mahasiswanya. Cerita Sigir, informasi lomba didapatkan dari dosen pendamping akademiknya di STKIP PGRI Ponorogo. (Red/Cus)