Yudisium 2025: Terus Rawatlah Cinta untuk STKIP

Sabtu (27/09) terasa spesial bagi mahasiswa STKIP PGRI Ponorogo pasalnya, mahasiswa tengah mengikuti prosesi yudisium Sarjana Strata 1 tahun akademik 2024/2025. Bertempat di Graha Saraswati yang diikuti 162 mahasiswa angkatan 2021 yang terdiri dari empat program studi, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Bahasa Jawa, dan Pendidikan Guru PAUD.
Dr. Ahmad Nur Ismail, M.Pd.I. ketua STKIP PGRI Ponorogo memberi selamat kepada seluruh mahasiswa yang berhasil sampai tahap yudisium. Untuk mencapai tahap ini membutuhkan perjuangan yang panjang dengan berbagai rintangan. Tidak mengherankan ada tetesan air mata yang keluar saat proses ini.
“Saya melihat ada yang meneteskan air mata di ruangan ini. Tetesan air mata itu adalah bukti ketulusan saudara dalam menuntut ilmu,” ungkapnya.
Waktu empat tahun ketika kuliah bukan waktu yang singkat. Jika mahasiswa menikmati prosesnya akan terasa seperti empat hari, sambung Dr. Ahmad Nur Ismail, M.Pd.I. Pihaknya juga menyinggung bahwa proses tersebut seperti halnya menyusun skripsi. Waktu 6 bulan terasa sangat pendek dan penuh dengan tekanan. Dengan penuh semangat dan ketulusan proses itu dapat dilalui dan sampai pada proses yudisium saat ini.
Selain itu, pihaknya berpesan kepada seluruh mahasiswa ketika sudah menjadi pendidik di lembaga manapun dan sudah sukses agar merawat cinta pada STKIP PGRI Ponorogo. “Ketika, penjenengan lulus dari STKIP, harapan kami panjenengan tidak pernah meninggalkan memori sudah pernah belajar di STKIP,” pesannya.
Menariknya dalam proses yudisium ini terdapat penyampaian pesan dan kesan dari masing-masing Ketua Program Studi (Kaprodi). Dimulai dari Cutiana Windri Astuti, M.Pd. selaku ketua Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Ratri Harida, M.Pd. selaku ketua Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, Rohmad Arkam, M.S.I. selaku ketua Prodi Pendidikan Guru PAUD (PG-PAUD), dan terakhir Dr. Suprapto, M.Pd. selaku ketua Prodi Pendidikan Bahasa Jawa (PBJ).
Totok Kushartoko, S.T., sekalu Kepala Badan Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK) mengumumkan 162 mahasiswa yang diyudisium. Sekaligus penanda mahasiswa telah menyelesaikan studi dan meraih gelar Sarjana Strata Satu (S1). Selanjutnya, di bulan Oktober nanti akan dilaksanakan prosesi wisuda yang menjadi acara puncaknya.
Solu Erika Herwanda salah satu mahasiswa yang diyudisium merasa terharu dengan prosesi tersebut. Ia merasa baru masuk kuliah ternyata hari ini sudah menjadi alumni. “Semoga bisa datang lagi ke kampus sebagai alumni yang menginspirasi. Semoga kampus semakin maju SDM dan fasilitasnya, siap menang telak ketika bersaing dengan berbagai sekolah tinggi lainnya. Aamiin,” ungkapnya. Red/Ags_Humas
Previous
PPL II di MTs MA Ma’arif Al Mukarrom Resmi di Tutup; Tumbuh dan Belajar Menjadi Pendidik yang Baik
Next