Membaca Pengubah Asa
Humor Mukidi adalah salah satu hal yang ter-eksis dalam minggu-minggu ini. Humor ini menjadi viral karena dianggap memberikan penyegaran bagi otak dan pikiran yang sedang sumpek. Berbagai tema yang diusung humor ini ramai dibagi di berbagai media social. Sesaat dunia seperti terbebas dari stress dengan adanya humor Mukidi.
Sebuah humor yang dilontarkan Mukidi memang hanya terdiri dari beberapa baris, tapi sudah mampu merangsang pengeluaran endorphine dan serotonin, yaitu sejenis morfin alami tubuh dan juga metanonin, tiga zat yang membantu kita untuk lebih tenang. Bayangkan bila anda membaca buku yang berisi kumpulan humor Mukidi. Bisa dipastikan anda akan merasa tenang dan bahagia selama satu jam atau lebih tergantung waktu yang anda habiskan untuk membaca.
Kutipan dari penulis Tere Liye sebelumnya juga pernah menjadi kutipan yang viral di media social. Kebanyakan pengguna media social menggunakan kutipannya untuk mendapat ketenangan pikiran. Sebagian juga menggunakan kutipannya sebagai penyemangat diri sendiri maupun orang lain yang kebetulan berada dalam fase kehidupan yang sama dengan kutipan tersebut.
Rangkaian kata dalam humor dan novel tersebut bisa jadi lebih memiliki efek positif dibanding efek negative. Namun ada pula humor, novel, maupun berbagai bentuk praktis penggunaan bahasa yang bisa menimbulkan efek negative. Malcolm X, seorang tokoh muslim Amerika yang disegani berkata bahwa “People don’t realize how a man’s whole life can be changed by one book.” (orang tidak akan pernah menyadari bagaimana seluruh kehidupan seorang manusia bisa berubah karena sebuah buku). Malcolm bisa berkata seperti ini karena titik balik kehidupannya juga diawali dengan intimasinya dengan kebiasaan membaca.
Dalam penjara, sebelum dia menjadi tokoh besar, dia menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mempelajari berbagai macam buku. Di dalam penjara juga dia berhasil menyalin kamus bahasa Inggris sebanyak tujuh kali. Dia melakukannya dengan tujuan untuk menemukan kata-kata yang tepat yang dapat dia gunakan untuk menyampaikan ide-idenya. Setelah dia keluar dari penjara dan menjadi juru bicara yang paling berpengaruh di Amerika saat itu. Tidak ada yang menyangka bahwa seorang anak kulit hitam yang putus sekolah dan sering kali masuk keluar penjara menjadi seorang orator yang hebat dimasanya. Bahkan kemampuan orasinya disamakan dengan Martin Luther King, salah satu orator yang paling terkenal masa itu.
Membaca juga bisa mempengaruhi perjalanan suatu bangsa. Salah satu contohnya adalah yang terjadi pada Barack Obama. Dari seorang pengacara yang tidak diperhitungkan di kancah politik Amerika, dia menjadi kandidat presiden dengan perantara bukunya “The Audacity of Hope”. Setelah membaca buku tersebut, banyak orang Amerika yang kembali percaya pada ‘American Dream’. Suatu anggapan bahwa dengan menjadi warga Amerika atau bahkan berada di Amerika, semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sukses. Karena inilah Barack Obama menjadi presiden kulit berwarna pertama di Amerika.
Tujuh decade sebelumnya, sebuah buku yang berjudul Mein Kampf itu, mengantarkan penulisnya menjadi Pemimpin Besar Jerman. Segera setelah dia menjadi pemimpin Jerman, dia membuat ideology komunis menjadi ideology terkuat pada masa itu. Genosida kaum Yahudi yang menjadi agenda utamanya, mengantarkan sebagian besar negara di dunia pada perang Dunia ke Dua yang menghilangkan jutaan nyawa.
Di Indonesia, buku “Max Havelaar” karya Multatuli membuat penjajah Belanda membuat kebijakan untuk memberikan pendidikan pada negeri jajahannya. Segera setelah salah satu kebijakan politik Etis ini dilaksanakan, banyak rakyat Indonesia yang tersadar akan nasib bangsanya. Intelektual-intelektual muda yang banyak terlahir pada masa itu akhirnya berubah menjadi penggerak kemerdekaan Indonesia.
Banyak cerita lainnya mengenai hidup manusia yang berubah setelah membaca satu atau kumpulan buku. Perubahan mereka juga beragam. Ada yang berubah menjadi lebih baik maupun sebaliknya. Keragaman efek tersebut disebabkan perbedaan internal dalam diri pembaca. Pembaca dengan tingkat pendidikan, tujuan, dan pengalaman tertentu akan memiliki imajinasi dan opini tertentu akan suatu bacaan. Karena itu mereka akan memiliki tanggapan tertentu akan suatu bacaan. Jika suatu bacaan dianggap sesuai dengan latar belakang yang mereka miliki, mereka bertendensi akan mudah menginternalisasi ide-ide yang mereka temukan dalam suatu bacaan. Ide-ide tersebut bisa menimbulkan berbagai macam efek dalam kehidupan. Senang, bahagia, termotivasi, marah, maupun benci dapat dirasakan hanya dengan menyisakan sedikit waktu untuk menikmati buku maupun bacaan apapun dalam menu harian anda.
Jika anda memiliki waktu untuk membaca status maupun berita dalam media social, maka anda tentunya bisa menyisihkan waktu anda untuk membaca buku. Sepuluh menit yang anda sisakan perhari untuk membaca sebuah buku bisa jadi akan menjadi titik balik dalam kehidupan anda. Mulailah dengan mencari buku yang memiliki tema yang anda suka. Tepiskan rasa malas, pusing, atau pening ketika anda menikati deretan kata yang tercetak dalam buku tersebut. Jangan pula hiraukan tebalnya buku maupun kurangnya gambar ilustrasi. Cobalah anda focus dan gunakan imajinasi anda untuk menikmati tiap lembarannya. Nikmati setiap rasa yang tersaji dalam bacaan anda, sehingga anda akan mulai merasakan sensasi imaji dan lawatan pemikiran yang ada didalamnya. Menyadari pentingnya buku sebagai salah satu media pengubah pemikiran, STKIP PGRI Ponorogo mengadakan program Sekolah Literasi Gratis dan Hibah 10.000 buku. Kedua program ini diharapkan mampu membuat masyarakat khususnya Ponorogo dan sekitarnya untuk dapat menikmati buku dalam berbagai tema dan memiliki wadah untuk mengapresisi setiap pemikiran dalam buku-buku tersebut.
Penulis: Ratri Harida, M. Pd.
Dosen Pendidikan Bahasa Inggris STKIP PGRI Ponorogo
*Artikel telah termuat di Jawa Pos Radar Ponorogo, Edisi September 2016.