Aroma Literasi yang Menyenangkan
Sekolah literasi itu apa? Apa yang saya dapatkan jika mengikuti sekolah literasi ini? Pertanyaan tersebut muncul dari salah seorang pengguna facebook yang tertarik pada promosi Sekolah literasi Gratis yang akan diselenggarakan oleh STKIP PGRI Ponorogo melalui media sosial facebook. Memang bagi kita kata “literasi” itu masih asing terdengar. Tetapi di Indonesia Gerakan Literasi Sekolah sudah dikembangkan berdasarkan pada Permendikbud No 21 Tahun 2015 tentang “Bahasa Penumbuh Budi Pekerti” oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan.
Sekolah Literasi Gratis ini difokuskan pada kegiatan membaca dan menulis. Kenapa membaca dan menulis? Melihat fenomena yang terjadi di kalangan remaja sekarang, minat baca para remaja tersebut sangat rendah. Seperti yang dirilis Kompas (Kamis, 18 Juni 2009) budaya baca masyarakat Indonesia menempati posisi terendah dari 52 negara di kawasan Asia Timur berdasarkan data yang dilansir Organisasi Pengembangan Kerja sama Ekonomi (OECD).
Ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya minat baca ini, salah satunya adalah faktor lingkungan keluarga. Orang tua harusnya lebih mendorong anaknya untuk membaca, tetapi untuk mendapatkan informasi mereka lebih senang untuk berbincang-bincang atau menonton televisi daripada membaca. Hal inilah yang menyebabkan minat si anak dalam membaca sangat rendah. Keadaan ini diperparah dengan adanya anggapan bahwa menulis itu sulit. Sehingga ketika mereka mendapatkan tugas untuk menulis di sekolah, mereka merasa menulis itu rumit. Padahal, apabila mereka mengetahui trik-trik untuk menulis, mereka akan merasa bahwa menulis itu tidak sesulit yang mereka bayangkan.
Berdasarkan fenomena ini, STKIP PGRI Ponorogo tergugah untuk menyelenggarakan Sekolah Literasi Gratis yang dimulai dari bulan September 2016 sampai Agustus 2017. Tujuan dari kegiatan ini adalah agar peserta yang mayoritas pelajar SMA sederajat termotivasi untuk membaca dan selanjutnya mampu untuk menulis. Kegiatan ini bersifat partisipatif dengan melibatkan peserta, civitas akademika STKIP PGRI Ponorogo, dan media massa. Kegiatan ini juga melibatkan 40 pemateri yang mereka adalah penulis, penyair, dan motivator yang akan berbagi pengalaman, motivasi, dan trik-trik seputar membaca dan menulis.
Pada bulan September minggu pertama kegiatan ini sudah dimulai dengan M.Faizi seorang penyair Madura, yang sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Annuqayah sebagai narasumber. Beberapa hal yang beliau sampaikan diantaranya adalah membaca dan menulis untuk berpikir. Dengan membaca seseorang akan berusaha untuk memahami isi atau makna yang terkandung di dalamnya. Selain itu pembaca juga akan berusaha menggali nilai-nilai yang terdapat dalam tulisan yang dibacanya seperti nilai pendidikan, nilai moral, nilai agama, nilai kemanusiaan, dan nilai estetika. Dengan begitu, seseorang tersebut telah melatih otaknya untuk berpikir. Beliau juga mengatakan bahwa untuk bisa menulis biasakanlah dengan mencatat hal-hal sepele yang ada di sekitar kita. Ini bertujuan untuk melatih diri kita untuk mengingat segala sesuatu yang sifatnya kecil. Karena sesuatu yang besar itu selalu diawali oleh sesuatu yang kecil.
Dengan mengikuti kegiatan ini banyak keuntungan yang akan didapatkan oleh peserta. Diantaranya adalah para peserta akan terpacu semangat, motivasi, dan kesadaran diri untuk menumbuhkan budaya baca. Selain itu mereka juga bisa mengembangkan bakat dan ketertarikan mereka dalam bidang tulis menulis baik itu dalam bentuk cerpen, puisi, prosa, novel, dan lain-lain. Para peserta juga akan mendapatkan pengalaman yang tak terlupakan karena mereka berkesempatan untuk bertemu dan berdiskusi dengan tokoh-tokoh Literasi Nasional yang telah menciptakan karya-karya yang luar biasa.
Sekolah Literasi Gratis yang diadakan STKIP PGRI Ponorogo adalah suatu kegiatan partisipasif yang bertujuan untuk menumbuhkan budaya baca dan menulis khususnya pada kalangan remaja dan siapapun yang tertarik pada dunia tulis menulis, sehingga dibutuhkan kerja sama dari sekolah, guru, dan juga para orang tua untuk lebih mendorong anak agar membiasakan membaca dan menulis. Menulis itu tidak susah, tapi menyenangkan. Akan terasa menyenangkan jika kita tahu trik-trik dalam menulis. Masihkah anda ragu untuk bergabung? Jika anda ingin menjadi guru profesional, bergabunglah dengan STKIP PGRI Po. Jika anda ingin menjadi penulis profesional, bergabunglah dengan STKIP PGRI Po. Jika anda ingin menjadi guru sekaligus penulis profesional, bergabunglah dengan STKIP PGRI Po. Sekolah Literasi Gratisss.. Gratis tapi profesional. Salam Literasi.
Penulis: Anistiya Nebilayana, M.Pd.
Dosen Pendidikan Bahasa Inggris STKIP PGRI Ponorogo
*Artikel telah termuat di Jawa Pos Radar Ponorogo, Edisi September 2016