Energi Positif
Momen lebaran setahun sekali itu kita mengenal budaya saling berkunjung ke rumah-rumah sembari membawa oleh-oleh atau bingkisan kecil. Tujuannya untuk meminta maaf atas kesalahan dan kekhilafan selama ini. Sayangnya, momen lebaran di era sekarang menjelma suatu momen yang lain. Artinya, sebagian orang yang mungkin terjangkau lokasi, umur, atau kesempatan acap kali menggunakan media, seperti facebook, whatsapp, twitter, dan lainnya sebagai ajang halal-bihalal.
Pergeseran budaya karena kecanggihan teknologi, jika dilihat dari afdalnya, menurut saya tetaplah budaya tatap muka yang utama. Berkaca dari pengalaman saya, meskipun sudah mendengar suara melalui telepon, akan lebih terasa daya magnetnya jika tatap muka. Pasalnya, dengan bertatap muka sekaligus berjabat tangan langsung akan mengalirkan sebuah energi positif dan sentuhan lain yang tidak mampu menggantikan ribuan kata. Selain itu, kita bisa tahu dan mengerti bagaimana respon orang lain terhadap kita, serta akan menambah eratnya tali silaturahmi dan menghilangan kebencian hati antarsesama.
Kendati itulah, meski teknologi bisa mengirimkan pesan lewat suara atau tulisan, bagi saya di momen lebaran, bertatap muka sekaligus berjabat tangan adalah serupa ruang yang tak ada duanya.
Suci Ayu Latifah
Mahasiswi STKIP PGRI Ponorogo, jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Panitia SLG STKIP PGRI Ponorogo.
Sumber: Kompas Muda, Jumat, 23 Juni 2017.