Mewujudkan Mimpi Indah Kampanye
Oleh: Sri Wahyuni
Hingga April masyarakat Indonesia akan disuguhi berbagai jenis kampanye yang dilakukan oleh sejumlah partai politik peserta Pemilu 2019 dan calon presiden serta calon wakil presiden. Mereka akan saling beradu visi, misi, dan program untuk meyakinkan para pemilih agar memilihnya.
Bahkan sudah dilakukan deklarasi kampanye damai pemilu serentak di lapangan Monumen Nasional, Jakarta Minggu (23/9), yang bertema Kampanye Anti-SARA dan hoaks untuk menjadikan pemilih berdaulat agar negara kuat. Jika diamati lebih mendalam, deklarasi kampanye damai tersebut merupakan awal yang baik untuk mengiringi pesta demokrasi rakyat Indonesia yang akan diselenggarakan pada 17 April 2017. Ini merupakan pembukaan yang patut dipertahankan, bahkan ditingkatkan hingga kampanye berakhir.
Deklarasi kampanye damai ini merupakan teladan positif bagi para calon pemilih. Masyarakat dapat menjadikan semangat kebersamaan dan kekeluargaan dari para peserta pemilu sebagai teladan. Jika suasana ini terwujud, bisa dipastikan Pemilu 2019 akan berlangsung damai dan demokratis. Kampanye merupakan pintu awal untuk masuk pemilu. Jika pintu awalnya terlaksana dengan baik, dipastikan pemilunya akan baik pula.
Dalam kampanye nanti pastinya tidak bisa lepas dari persaingan, beda pendapat, beda pilihan atau hal. Hal ini seringkali menjadi pemicu utama timbulnya masalah. Baik antarsesama peserta pemilu maupun antarsesama pemilih. Biasanya masalahnya akan menjadi berkepanjangan. Kampanye usai, tetapi masalah yang muncul akibat kampanye belum juga berakhir. Tentu kita tidak ingin pesta demokrasi tahun depan dipenuhi dengan hal semacam itu.
Sebagai penyeimbang hal negatif tersebut diperlukan sikap bijak dari semua pihak. Ini dapat dilakukan mulai dari hal sederhana yaitu dengan menciptakan rasa kekeluargaan yang erat. Persaingan, beda pendapat, beda pilihan itu merupakan hal yang wajar karena setiap individu memiliki pemikiran sendiri-sendiri.
Namun, dengan rasa kekeluargaan yang tinggi, semua masalah tersebut cepat atau lambat pasti akan teratasi. Sejatinya semua masalah dapat dihindari. Setiap masyarakat Indonesia, baik peserta pemilu maupun para calon pemilih wajib menjadikan semangat kekeluargaan ini sebagai bekal untuk melakukan dan menikmati kampanye yang akan dilaksanakan. Ketika semua masyarakat sudah menanamkan semangat kekeluargaan dalam diri masing-masing, semoga kampanye damai akan terwujud.
***
Sri Wahyuni
Mahasiswa STKIP PGRI Ponorogo, Tim SLG STKIP PGRI Ponorogo.
Sumber: Media Indonesia edisi 17 Oktober 2018.
https://issuu.com/media_indonesia/docs/mediaindo_20181017