Merajut Kembali Budaya Gotong-royong Lewat Bakti Kampus
Seluruh civitas akademika membaur dan saling gotong-royong dalam agenda itu. Pembatas atau skat antara dosen dengan mahasiswa, karyawan dan mahasiswa sangatlah tidak tampak. Mereka seakan sepakat untuk menjalin kebersaman dan kekeluargaan selayaknya budaya bangsa ini.
Ponorogo– Halaman sekretariat kampus literasi STKIP PGRI Ponorogo tampak berbeda pagi itu (Sabtu, 12/10). Ratusan mahasiswa, dosen, dan karyawan telah berjajar rapi. Tampak di depannya perempuan muda yang sibuk dengan laptopnya. Tidak seberapa lama terdengar alunan musik yang diiringi gemuruh sorak.
Perempuan itu lantas memulai beberapa gerakan yang langsung diikuti mahasiswa, dosen, dan karyawan. Gerakan pemanasan senam tampak dilakukan untuk memulai kegiatan sabtu pagi itu. Alunan musik terus mendampingi senam pagi itu. Musik yang didengarkan akrab dengan telinga gaun muda, yaitu mahasiswa. Tidak mengherankan mereka sangat antusias, senam sembari ikut bernyanyi.
“Kami sengaja mendatangkan instruktur senam untuk mengobaran semangat sebelum acara inti dilaksanakan.,” ujar Edy Suprayitno, M.Pd selaku wakil ketua 2.
Acara inti yang dimaksud tidak lain bakti kampus bersama seluruh civitas akademika. Menariknya, instruktur yang datang merupakan alumni yang tidak saja menggeluti bidang pendidikan, tetapi juga sebagai instruktur senam. Tidak mengherankan Ia nampak begitu bahagia serta beberapa kali tersenyum.
Sekitar 45menit senam berakhir. Mahasiswa, dosen, dan karyawan memulai kegiatan bersih kampus. Lapangan, halaman, dan sudut kelas menjadi target untuk dibersihkan.
Seluruh civitas akademika membaur dan saling gotong-royong dalam agenda itu. Pembatas atau skat antara dosen dengan mahasiswa, karyawan dan mahasiswa sangatlah tidak tampak. Mereka seakan sepakat untuk menjalin kebersaman dan kekeluargaan selayaknya budaya bangsa ini.
Musim kemarau yang menandakan segera berlalu juga menjadi perhatian seluruh civitas akademika kampus literasi pagi itu. Perhatian yang ditunjukan dengan memotong ranting beberapa pohon. Harapannya terhindar dari ranting yang jatuh saat musim penghujan.
“Daerah seperti Pulung telah diguyur hujan. Kami mengantisipasi berbagai kemungkinan terlebih banyak pohon yang rindang di kampus, “ tutur Edy Suprayitno.
Antisipasi dini pihak kampus ditanggapi positif oleh beberapa mahasiswa. Ketakutan akan adanya ranting patah ketika angin kecang dapat terhindarkan. Mereka beranggapan hujan akan seperti tahun kemarin dengan intensitas yang tinggi.
Agenda yang direncanakan setiap sebulan sekali itu ditutup dengan sarapan bersama. Meski lelah menderai tubuh, raut kebahagiaan sangat terasa dari seluruh warga kampus STKIP PGRI Ponorogo. Sesekali mereka menyeka keringat dan sesekali tersenyum melihat hasil bakti kampus pagi itu. Red/Agus Setiawan (Humas)