[Puisi] Seribu Surau Garuda
Keheningan adalah nyanyian fasik
dalam kebisingan
Kau tak percaya?
Coba saja menyelinap diantara surau
mereka,
di gang kecil dekat persemayaman
pahlawan
Jalan di sana tak mulus!
Bebatuan sering menjadi suluk
kelumpuhan,
bagi mereka yang tak terbiasa
Kau akan menemui ratusan juga impian
di punggung anak berbau lumpur,
di mata para pemanggul ulung
Anak-anak di sana lihai menenun rinau dan menari
Senyap, asak penghuni rumah-rumah
bisu
Anak-anak mengadu pada akar bedaru
di tusuknya tanah dengan ranting
kering, mencari cacing
Lalu dibawa menuju sungai-sungai
untuk menangkap cupang
Sementara perempuan yang menjadi
surga mereka
Menunggu dengan semangkuk ubi
kukus
Alam tak melahirkan sayap semesta
Kesederhanaan adalah racun dasyat
di tengah maraknya teknologi
Angin bersuit melambaikan kegirangan
Tuhan menyeru di semburat
jingga, menyambut senja
Lirik tarik senyumnya merapal garuda
Baginya kemerdekaan adalah milik
mereka
Yang mencintai hidup
Dengan segala kehidupan
Oktober 2019
Penulis: Yeni Kartikasari (Mahasiswi jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Ponorogo)
* Puisi telah dipublikasi Jawa Pos Radar Madiun, Edisi 13 Oktober 2019.