Kawal Gerakan Literasi, Dua Civitas Akademika STKIP PGRI Ponorogo Hadir Sebagai Pembicara di SMA Negeri 1 Puri Mojokerto
Mojokerto—SMA Negeri 1 Puri selenggarakan Peluncuruan Buku dan Workshop Literasi, Senin 14 Agustus 2019. Acara yang berlangsung di SMA Negeri 1 Puri ini mengundang Puji Astuti, M.Si (Plt Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi wilayah Mojokerto), Dr. H. Sutejo, M.Hum (Ketua STKIP PGRI Ponorogo), dan Sapta Arif Nur Wahyudin (Humas STKIP PGRI Ponorogo).
Pukul 09.00 aula besar SMA Negeri 1 Puri bergemuruh suara jargon dan tepuk tangan. Kurang lebih 1.000 siswa telah berkumpul untuk menyaksiskan acara Peluncuran Buku Antologi Siswa dan Mandiri Siswa-Guru. Acara ini dibuka oleh Puji Astuti, M.Si (Plt Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi wilayah Mojokerto). Dalam sambutannya, beliau berpesan bahwa literasi adalah pintu untuk mongoptimalkan potensi diri. Hal senada juga diutarakan oleh Suharyono, M.Pd. bahwa literasi adalah jalan menuju kejayaan dan kesuksesan. Hal tersebut tidak akan bisa tercapai tanpa komitmen dan kejujuran, tambahnya.
Kelas 11 dan kelas 12 masing-masing meluncurkan satu judul buku. Pasundan dan Senyum Tuhan adalah buku antologi bersama kelas 11. Buku yang terinspirasi dari hasil study tour ini, terbungkus indah dalam kemasan cerita pendek. Kelas 12 pun tak mau kalah, mereka juga meluncurkan buku berjudul Dunia Baru di Lawang Sewu. Selain antologi bersama ada 7 guru dan 3 siswa yang menerbitkan buku mandiri. Kebanyakan, buku-buku tersebut merupakan hasil pengendapan pengalaman dan cita-cita guru dan siswa.
Setelah Upacara Peluncuran buku selesai, sebanyak 160 peserta digiring masuk ke aula kecil untuk mengikuti Workshop bertema Medsos, Remaja, dan Kemampuan Menulis. Workshop yang digagas oleh tim literasi SMA Negeri 1 Puri ini, menghadirkan pembicara Dr. H. Sutejo, M.Hum dan Sapta Arif Nur Wahyudin. Peserta wokrshop ini teridiri dari siswa dan guru se-Mojokerto.
Pada edisi kali ini, Dr. H. Sutejo, M.Hum. memberikan materi terkait motivasi menulis, kiat-kiat menulis puisi, dan cara bijak menggunakan media sosial. Penggagas Sekolah Literasi Gratis ini memperkenalkan teknik pasang kata dan metafora dalam menulis puisi. Rizky, salah satu peserta workshop mengaku sangat terkesan dan merasa mudah menulis puisi yang estetik. Berkali-kali peserta dibuat terpukau dengan pembacaan puisi yang dilakukan Dr. H. Sutejo, M.Hum. disela-sela materi.
Sesi kedua, Workshop disi oleh Sapta Arif Nur Wahyudin. Pada sesi ini, Sapta mengenalkan tips-tips dalam menulis cerita pendek. Diantaranya (1) dalam pengolahan ide; (2) pemilihan sudut pandang; (3) membuat alur cerita; dan (4) menciptakan penutup yang impresif. Sapta juga beberapa kali membacakan nukilan cerita pendeknya yang telah dimuat di media cetak. Peserta nampak antusias dan beberapa terlihat serius masuk dalam suasana cerita. Sesi kedua ini diakhiri dengan berbagi cerita tentang pengalaman Sapta mengirimkan karya di media cetak.
“Siswa sekolah ini memang sudah potensial. Saya menemukan salah satu siswa yang telah menulis di platform wattpad dan sudah mendapatkan viewers hingga 70.000.” tambah Sapta seusai acara.
“Potensi ada. Sekarang PR kita adalah bagaimana menjadi guru yang baik yang mampu membimbing siswa-siswa yang berpotensi ini. Tadi bisa kita lihat, perkembangan karya siswa setelah diberi teknik pasang kata. Puisinya menjadi bernas.” tambah Dr. H. Sutejo, M.Hum ketika diwawancarai seusai acara foto bersama. Red/ Humas