Tingkatkan Motivasi Berkarya, STKIP PGRI Ponorogo Mengadakan Diskusi Literasi
Ponorogo– Kampus Literasi STKIP PGRI Ponorogo akan mengadakan diskusi buku bersama Komunitas Kamar Kata. Komunitas ini tidak asing bagi seluruh warga kampus terlebih peserta Sekolah Literasi Gratis 2 (SLG). Pasalnya, pendiri komunitas ini Yuditeha (50) pernah didapuk menjadi pemateri SLG 2.
Diskusi buku yang bertajuk Bagaimana Teman-teman Kamar Kata Menulis Cerita Hingga Karya Mereka Menjadi Karya yang Perlu Kita Baca, akan dihelat di Graha Saraswati STKIP PGRI Ponorogo. Antologi cerpen karya Yuditeha dan komunitasnya akan dibedah dan diiskusikan bersama. Menariknya, diskusi nantinya sekaligus luunching antologi cerpen itu.
“Terdapat 25 karya dalam antologi cerpen yang nanti didiskusikan bersama di STKIP PGRI Ponorogo,” ungkap Yuditeha dihubungi lewat WhatsApp.
Lanjut Yuditeha, antologi cerpen itu terdiri dari 15 penulis yang masing-masing mengirimkan satu atau dua karya, sedangkan dua cerpen Yuditeha di buku itu adalah bagian naskah terbaik kedua dalam kompetisi naskah Kumpulan Cerpen (Kumcer).
“Rencananya Kumcer saya akan terbit di bulan Desember nanti,” tambahnya
Pihaknya juga menegaskan pertemuan nanti akan menambah pengalaman baru bagaimana membuat cerpen yang keren. “Kami akan memberi inspirasi terkait proses menulis kreatif dalam berkarya,” tegasnya.
Diskusi antologi cerpen berjudul Dua Tragedi, Sejarah Maaf, dan Ziarah Mati itu nantinya juga dihadiri Dr. Sutejo, M.Hum Ketua STKIP PGRI Ponorogo. Sutejo, akan menjadi narasumber dan membedah karya itu. Pihaknya juga akan berbagai pengalaman dan tip praktik dalam menulis cerpen.
“Hadirnya komunitas Kamar Kata bisa membantu meningkatkan motivasi masyarakat, pelajar, dan pendidik untuk berkarya,” ujar lelaki 2 kali diundang ke Istana presiden karena menulis itu.
Soal kekaryaan, Sutejo menyinggung mahasiswa STKIP PGRI Ponorogo yang banyak berkarya dan menerbitkannya secara bersama. Bangganya, dua dari karya itu pernah menjadi juara 1 dan harapan 1 Sayembera Menulis Balai Bahasa Jawa Timur.
“Karya itu berangkat dari tugas kuliah. Saya mewajibkan untuk diubahnya, ada yang menjadi esai, cerpen, dan artikel,” tambahnya.
Rencana Sutejo, tidak saja tugas kuliah skripsi juga akan diubah menjadi buku popular dan inspiratif untuk pembaca. Semua itu menjadi bukti STKIP PGRI Ponorogo sebagai Pelopor Kampus Literasi Indonesia, bebernya.
Agenda yang masuk kalender Sekolah Literasi itu akan berlangsung Sabtu 16 November 2019. Frengki Nur Fariya Pratama, Pengamat Budaya, Peserta Kemah Budaya Kaum Muda 2019, dan LPPM STKIP PGRI Ponorogo akan memandu acara itu. Ia mengaku tidak sabar akan segera memandu acara diskusi. Terlebih pihaknya menyukai persoalan diskusi yang
beraroma kekaryaan.
Sapta Arif selaku ketua Humas STKIP PGRI Ponorogo mengajak mahasiswa, pelajar, pendidik, dan secara umum masyarakat Ponorogo untuk segera bergabung dalam diskusi inspiratif itu. “Bukan diskusi biasa karena nanti juga berbagai pengalaman kepenulisan. Segara bergabung dan daftarkan diri kalian,” ajaknya. Red/ Agus Setiawan (Humas