Mahasiswa Kampus Literasi Ngaji Sosial di Kecamatan Sooko
PONOROGO – Kampus Literasi STKIP PGRI Ponorogo melepas 78 mahasiswa untuk melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Terpadu (KKNT) . Bertempat di pendopo Kecamatan Sooko, Kabupaten Ponorogo pelepasan sekaligus pembukaan program pengabdian masyarakat itu diselenggarakan, Senin (03/02).
Sebanyak enam kelompok tersebar di enam desa berbeda. Desa Klepu, Ngadirojo, Sooko, Suru, Bedoho, dan Jurug yang menjadi lokasi pengabdian mahasiswa. Masing-masing desa terdiri 10-12 mahasiswa yang merupakan gabungan dari empat program studi, yaitu Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Pendidikan Bahasa Inggis, Pendidikan Bahasa Jawa, dan PG-PAUD.
KKNT yang rutin diselenggarakan itu sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat. Juga sebagai upaya menyiapkan mahasiswa yang cerdas secara akademik dan sosial. Selaras yang disampaikan Dr. Sutejo, M.Hum selaku ketua STKIP PGRI Ponorogo bahwa KKNT sebagai ajang menguji dan belajar bersosial untuk mensirnegikan antara kecerdasan akademik dan sosial.
Pihaknya juga menyampaikan 3 kecerdasan yang harus dikuasai mahasiswa selama proses KKN. Kecerdasan komunikasi, kecerdasan sosial, dan spiritual.
Lanjut Sutejo, kecerdasan itu akan teruji secara nyata ketika berada di tengah-tengah masyarakat. “Harus ingat peribahasa, di mana bumi dipijat di situ langit dijunjung,” ujarnya saat menyampaikan sambutan.
Selain itu, Sutejo juga berpesan untuk menanggalkan seluruh atribut sosial yang dimiliki. Untuk membaur dengan masyarakat, menganalisa permasalahan di desa, dan berkomunikasi baik dengan masyarakat dan perangkat desa.
Lain pihak, Nur Huda Rifai sekalu sekretaris kemacatan Sooko bercerita tentang pengalaman selama KKN. Harus melakukan pengabdian di masyarakat dengan suku berbeda. “Waktu itu KKN di Jawa Barat dan Madura yang secara kultur kebudayaan berbeda,” pungkasnya.
Melalui pengalaman itu kemampuan beradaptasi dan berbaur dengan masyarakat menjadi ujung tombak. Tidak kurang selama 3 bulan mampu beradaptasi dengan masyarakat itu. Pihaknya menyebut KKN sebagai ngaji sosial, antara teori yang dipelajari akan berbeda dengan praktik di masyarakat.
Nur juga menyampaikan pesan pada mahasiswa STKIP PGRI Ponorogo untuk saling berkomunikasi antar masyarakat dan perangkat desa. Melaporkan segala kekuarangan dan turut membantu untuk perubahan yang lebih baik.
Mahasiswa melalui KKNT STKIP PGRI Ponorogo mengusung harapan mampu mengoptimalkan potensi desa. Berbagai program disusun berbasis potensi setiap wilayah yang didampingi masing-masing dosen pembimbing. Juga untuk mengembangkan dan memperdayakan masyarakat untuk meningkatkan di sektor ekonomi.
“Adanya Kuliah Kerja Nyata Terpadu (KKNT) ini mahasiswa diharapkan mampu menimba ilmu dari masyarakat sekaligus membantu mengembangkan potensi yang dimiliki wilayah Sooko,” Ujar Ahmad Pramudyanto, M.Pd selaku ketua Kuliah Kerja Nyata Terpadu. Red/Ags Humas STKIP PGRI Ponorogo