Dr. Alip Sugianto: Tokoh Muda Muhammadiyah Alumni Kampus Literasi
Sebagai dosen di Universitas Muhammadiyah Ponorogo, Dr. Alip Sugianto jarang yang tahu jika dia adalah alumni kampus literasi STKIP PGRI Ponorogo. Kegilaannya pada dunia pustaka dan budaya, mengantarkannya pada sejumlah penelitian maupun jurnal ilmiah yang dipublikasikan secara nasional, beraroma budaya –khususnya budaya Ponorogo. Ketua STKIP PGRI Ponorogo, Sutejo sangat apresiatif terhadap kiprah anak muda Muhammadiyah ini. “Tokoh masa depan ormas Muhammadiyah ke depan. Intelektual dan religious, kelebihannya dia menggilai budaya.” Ucap penggiat literasi nasional itu.
Jika kita search di google schooler, maka kita akan temukan puluhan tulisan ilmiahnya, baik itu dalam prosiding maupun jurnal ilmiah. Yang terekam di SINTA –Science and Tecnology–, sudah mencatatkan 50 tulisan ilmiah terpublikasi. Alumni STKIP PGRI Ponorogo tahun 2011, sejak awal memang memiliki kegetolan pada bahasa Inggris, uniknya dalam berbagai penelitian dan tulisan ilmiahnya, berbasih budaya dan lokalitas. “Sebuah kegilaan,” ungkapnya pada suatu waktu ketika bertemu Sutejo di kampus UNS Surakarta, kala dia persiapan akhir disertasinya. “Budaya local itu mengajarkan banyak kearifan, dari sudut simbolisasi, ia menceritakan dan menggambarkan pesan-pesan kearifan dan lokalitas, karena itu, butuh jembatan dalam mengomunikasikannya. Saya barangkali salah satu jembatan itu.”
Alumni S3 UNS ini, tidak saja mengabdi di Fakultas Ekonomi Unmuh Ponorogo tetapi juga mengabdi di naungan ormas Muhammadiyah. Jika mau mengintip aktivitasnya, Alip termasuk anak muda Muhammadiyah yang suka silaturahmi kepada sesepuh Muhammadiyah. Tidak saja itu, dia juga membangun komunikasi dengan pemerintah kabupaten Ponorogo. Salah satunya adalah, ketika dia menjadi pembicara dalam pengembangan HOS Cokroaminoto sebagai Mallioboronya Ponorogo. Dia menilik kritis dari sosio-kultural-religius Ponorogo.
Beberapa artikel jurnalnya yang banyak dikutip adalah (i) Kajian Potensi Desa Wisata sebagai Peningkatan Ekonomi Masyarakat Desa Karang Patihan Kecamatan Balong Ponorogo dan (ii) Pola Nama Desa di Kabupaten Ponorogo pada era Adipati Raden Batoro Katong: Sebuah Tinjauan Etnolinguistik. “Kehebatan anak muda Muhammadiyah ini adalah menghubungkan nilai lokalitas dengan ekonomi masyarakat. Sebuah contoh dan pemikiran praktis yang menarik untuk diteladani oleh anak muda yang lain.” Puji Sutejo, kolega sekaligus Ketua STKIP PGRI Ponorogo yang juga aktif di ormas Nahdatul Ulama (NU). Kolega Alip Sugianto, Edy Supriyanto menilai bahwa Alip sejak mahasiswa memiliki ketekunan yang luar biasa. Pengabdiannya kepada ormas keagamaan patut diteladani, khususnya bagi anak-anak muda, bukan saja anak muda Muhammadiyah tetapi juga anak-anak muda NU!” pungkas Waka II bidang Pengelolaan SDM dan Keuangan kampus literasi ini. (Agus Setiawan/Sapta Arif; Humas).