Mahasiswa STKIP PGRI Ponorogo Kenalkan Tradisi Muludan melalui Game Simulasi Android
Delegasi STKIP PGRI Ponorogo berhasil menyabet juara harapan 3 pada ajang lomba LKTI Imbasadi UNS 2021. Aryn dan Miya, delegasi STKIP PGRI Ponorogo, memperkenalkan pemanfaatan aplikasi berbasis android sebagai media pengenalan tradisi Muludan Desa Coper di masa pandemi.
Meski masih dalam bentuk rancangan, program berbasis android ini mendapatkan tanggapan bagus dari masyarakat desa Coper. Menurut Andiana, karang taruna Desa Coper, aplikasi ini bermanfaat untuk mengenalkan tradisi muludan pada generasi muda.
Aplikasi ini berbentuk game simulasi yang terdiri dari empat level. Masing-masing level memiliki tantangan yang berkaitan dengan tradisi muludan. Level pertama, pemain diminta menyusun bambu untuk membuat encek dan menyusun ambeng. Level kedua, pemain diminta mengikuti selawatan. Ada ilustrasi lingkungan masjid dan seorang laki-laki sedang selawatan pada level dua ini. Di level ketiga, pemain diajak untuk merayakan sedekah bumi dengan cara mengumpulkan buah dan sayur. Di level terakhir, peserta harus mengumpulkan sebanyak-banyaknya koin yang disebar.
“Saya ingin menunjukkan kearifan budaya lokal yang ada di Ponorogo. Utamanya tradisi muludan di desa Coper.” tutur Aryn.
Senada dengan Aryn, Miya menuturkan pembuatan aplikasi ini bisa dijadikan solusi atas tidak dilangsungkannya tradisi ini di masa pandemi. Tambah Miya, setelah peserta menyelesaikan misi di setiap level akan muncul deskripsi atau informasi yang memberikan penjelasan terkait tradisi yang telah diselesaikan.
“Game simulasi muludan ini sangat berpotensi menjawab kebutuhan pengenalan tradisi pada generasi muda. Kami sangat mengapresiasi. Selain itu, yang dilakukan Aryn dan Miya adalah bentuk dukungan mahasiswa untuk menghangatkan iklim penelitian. Kami harap literasi ilmiah mahasiswa semakin membudaya” tutur Fitri selaku Kaprodi Pendidikan Bahasa Jawa. [] Red/ HumasSapta
Previous