30 Menit Lupakan Rumah Bugarkan Tubuh
Ketika matahari meluncur ke arah Barat, ibu-ibu yang terkelompok dalam Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) mulai meninggalkan seabrek urusan perumahan. Mereka mulai berdatangan di Kantor Balai Desa Banaran, Pulung, Ponorogo. Berjumlah sekitar 30 orang, beberapa di antara mereka ada yang membawa anak. Tidak beberapa lama kemudian, hadir mahasiswa KKNT STKIP PGRI Ponorogo. Dwi Retno Liani bersama kawan-kawannya sudah sekitar satu minggu menjadi bagian dari warga Desa Banaran.
Tepat, pukul 14.30 WIB, salah seorang Ibu PKK memutar musik. Rupanya mereka akan melakukan kegiatan rutinitas senam aerobik. Senam tersebut bermediakan tayangan youtube. “Kami, kembali merutinkan setelah PPKM,” ungkap Siem, salah seorang ibu PKK Minggu (30/1).
Perempuan itu mengungkapkan, senam aerobik dilakukan dua kali dalam seminggu, yaitu hari Rabu dan Minggu. Dikemas sangat sederhana, peserta senam aerobik mulai menikmati musik yang diputar. Tanpa mengundang instruktur, mereka menirukan gerakan-gerakan dari video youtube sebagai pengganti pemandu senam. Sarana dan prasarana, seperti proyektor sudah ada yang memfasilitasi, kecuali laptop.
“Sehat tidak perlu rumit, Mbak. Terpenting bisa menggerakkan badan dan anggota tubuh,” gurau Siem, saat diwawancarai
Senam kali itu dilakukan dengan riang. Para peserta senam tampak tersenyum tipis. Sesekali berterika-teriak sesuai dengan pemandu dari video. Begitu pula, dengan anak-anka turut memeriahkan. Ternyata, kesepakatan waktu melanggengkan senang disinyalir mencari waktu longgar para ibu-ibu. Mereka senam setelah menuntaskan pekerjaan rumah.
Walaupun kegiatan tersebut diadakan siang hari, namun tidak membuat semangat para ibu PKK dan anak-anak luntur, justru sebaliknya, mereka sangat antusias dan semangat untuk mengikuti kegiatan senam tersebut. “Kegiatan senam tersebut diadakan siang hari karena jika pagi hari kami disibukkan dengan kegiatan mengurus keluarga” tutur ibu RT saat itu. Pagi hari, ibu-ibu akan disibukkan dengan aktivitas rumahan. Siang hari, istirahat sebentar, barulah memasuki sore hari mereka berkumpul untuk merilekskan tubuhnya.
Secara terpisah, Ferlita Ayu mengungkap kagum melihat semangat ibu-ibu PKK itu. Mahasiswa yang biasa disapa Ferlita ini mengaku kalah semangat dibandingkan ibu-ibu itu. walaupun sibuk, meluangkan waktu untuk menjaga kebugaran tubuh dengan mengikuti senam aerobik.
“Jempolan. Mereka tidak lupa mengurus tubuhnya sendiri dengan cara senam,” tutur mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan 2018.
Semangat anak-anak Banaran juga menjadi hiburan tersendiri saat mengikuti senam tersebut. Tingkah laku mereka mengundang tawa saat mencoba menirukan pemandu senam. Menariknya, mereka justru semakin semangat menirukan. Aksi bersenam, selain membugarkan jasmani, juga menyehatka rohani lewat perasaan senang.
Sekitar 30 menit berjalan, musik senam terhenti. Rupanya senam telah usai. Para pesenam pun mengistirahatkan sambil sesekali berbincang-bincang. Suara cerita, lelucon seolah beradu dalam ruangan pendopo Balai Desa Banaran. Saling kenal, dan berkenalan menjadi pembuka mengikat tali silaturahmi antarsesamanya.
“Sekali pun hanya sebulan di sini, kami merasa sudah memiliki keluarga di Desa Banaran,” kata Ferlita setelah para pesenam mulai meninggalkan pendopo. []
Pewarta: Fanda Rizma Rochmatun Nikmah dan Dwi Retno Liani
Editor: Suci Ayu Latifah