Semangat Pelajar Bekiring Dalami Materi Sekolah
Selain Desa Wagir Kidul, desa lain di Kecamatan Pulung juga mengadakan les gratis. Les tersebut dipelopori oleh para mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Terpadu (KKNT) STKIP PGRI Ponorogo (1/2). Mereka adalah 14 dari ratusan mahasiswa KKNT angkatan 2018 dan 2019, yang mengabdikan diri di Desa Bekiring.
Mochammad Arif Muzaqi, Ketua kelompok mengungkapkan, les gratis merupakan satu di antara program kerja harian. Adapun les tersebut terselenggara setiap hari kecuali hari libur sekolah. Para mahasiswa berinisiatif adanya pemberian les sebagai bentuk kepeduliannya terhadap generasi masa kini.
“Penting, supaya generasi kita mengerti apa yang dipelajari di sekolah. Keberadaan kami, memantapkan materi supaya mereka lebih paham,” jelas mahasiswa yang memiliki keunikan tas darbuka itu.
Anisa’ul Khasanah, mahasiswa yang juga terlibat proker harian ini pun menjelaskan, les dilakukan pada saat jam pulang sekolah. Ketika mereka sudah berganti pakaian dan makan siang. “Awalnya, mereka datang pukul 11.00 WIB-12.30 WIB. Kemudian, datang lagi anak-anak lain pukul 14.00 WIB. Jadwal yang fleksibel ini membuat kami kesulitan membagi waktu dengan kegiatan lainnya. Akhirnya, kami putuskan setelah pulang sekolah.”
Kurangnya maksimal karena jadwal yang tidak menentu, membuat para mahasiswa keteteran. Persoalan inilah, kemudian berunding dan diputuskan anak-anak datang pada pukul 10.30 WIB- 12.00 WIB. Berdasarkan pantauan bersama, rupanya anak-anak yang rajin mengikuti les adalah mereka yang jarak rumahnya dekat dengan posko KKNT. Tidak saja les, mereka sering berkunjung posko sekadar bermain-main.
“Yang jauh juga ada, tetapi sedikit. Mereka terkendala jalan tidak bersahabat,” sesal Anisa’ul, mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan 2019.
Terlepas dari kendali kegiatan les, memasuki minggu kedua les dinilai semakin ramai. Anak-anak antusias mengikuti les tersebut. Posko KKNT dipenuhi oleh anak-anak. Mereka menggendong tas berisikan alat tulis menulis. Beberapa di antaranya hanya. “Kami memotivasi mereka dalam kegiatan belajar.”
Teramat antusias belajar, salah satu anak bernama Tomy bertanya apakah malam juga bisa memberikan les. Pertanyaan itu, membuat para mahasiswa sontak terkejut. Mereka semakin yakin, bilamana program harian sangat diminati oleh masyarakat sekitarnya. “Sayang keadaan kurang mendukung. Penerangan jalan desa kurang maksimal. Begitu pula, jalanan naik-turut membuat kengerian apabila melakukan perjalanan malam hari,” ungkap Evy Nurviana, mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris angkatan 2019, saat diwawancarai.
Melihat antusias anak-anak kegiatan les, peserta mahasiswa KKNT memaksimalkan waktu. Para mahasiswa bertekad membantu anak-anak memahami pelajaran di sekolah. Harapnya, materi tersebut dapat dipahami, sehingga tersimpan di memori otak. “Beberapa anak ada yang lebih mengerti materi di sekolah setelah kami jelaskan,” cerita Evi senang, melihat anak-anak rajin mengisi jawaban opsional.
Pewarta/ Novelia Rindiani
Editor/ Suci Ayu Latifah