Gagas Rumah Literasi Dorong Anak Gemar Membaca
Mahasiswa KKNT 2022 STKIP PGRI Ponorogo telah diberangkatkan menuju desa masing-masing, Senin (24/1) lalu. Termasuk mahasiswa kelompok 2 yang ditempatkan di Desa Banaran, Pulung Ponorogo ini. Mereka mengabdi membawa seabrek program kerja yang telah disusun dan dikonsultasikan dengan Sarnu, Kepala Desa Banaran.
Salah satu program kerja KKNT Banaran adalah adanya Rumah Literasi. Rumah Literasi berada pada posko KKNT. Tepatnya di rumah pemilik posko, Misri. Target dalam program ini menyasar anak-anak di seluruh Desa Banaran. Mulai dari usia lima tahun hingga tanpa ada batasannya
“Menarik. Saya yakin anak-anak senang dan termotivasi gemar membaca. Ya, semoga memperbaiki budaya membaca di desa ini,” tutur Sarnu menerima baik program KKNT.
Dukungan itu pun, kemudian mendorong para mahasiswa KKNT semangat menularkan energi positif membaca. Adi Santoso, menyiapkan buku-buku untuk dijadikan bahan bacaan di Rumah Literasi. Selain Adi, mahasiswa lain seperti Dwi Retno Laili, Rifqi Fauzi, Lorient Meyse, dan lainnya turut menyumbang buku.
“Selama ada mahasiswa KKNT anak-anak pasti semangat kemari untuk membaca buku. Bakalan ramai setiap harinya,” ungkap Misri senang.
Memasuki minggu kedua, Selasa (25/2) Aidah Lutfia Nissa’ dan Muhammad Kholilu memberikan informasi kepada salah seorang anak bernama Alwi untuk mengajak teman-temanya datang berkunjung ke Rumah Literasi. Tanpa menunggu kelewat hari, banyak anak yang datang. Di hari pertama, ada sekitar lima anak, kemudian saling berdatangan. Gemuruh anak-anak pun memenuhi Rumah Literasi membuat para mahasiswa semakin getol menularkan energi gemar membaca.
“Aku suka membaca buku olah raga bola volly,” seru Falensia. Kemudian, disusul Sabrina mengungkapkan suka membaca buku masak-masakan.
Adittiya Fatkhurrohman, Ketua KKNT terlampau senang. Pihaknya mengungkapkan, setiap hari yang berkunjung ke Rumah Literasi semakin bertambah. Satu anak membawa dua hingga tiga kawannya. Rumah buku, selain dimeriahkan anak-anak membaca buku, rupaya mahasiswa KKNT juga menerima les-lesan. Les itu berlangsung setelah kegiatan membaca. Selain itu pula, para mahasiswa KKNT juga mengajak anak-anak bermain edukatif.
“Mbak Aidah mengajak mereka bernyanyi, cerdas cermat, dan menghapal nama-nama Nabi. Anak-anak suka, saya melihat dari pancaran raut wajahnya,” cerita Pitrias Rahayu saat mendampingi anak-anak membaca buku.
Aidah Luthfia Nissa’ dan Elysa Tri Nur Wajayanti sangat mudah bersahabat dengan anak-anak. Mereka adalah mahasiswa Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini. Merekalah yang berperan besar membuat Rumah Literasi semakin hidup.
“Kalau anak sudah senang dengan kita, pasti mudah untuk diarahkan belajar. Anak-anak dunianya bermain. Kami mendesain Rumah Buku seperti tempat bermain mereka. Belajar dan bermain,” ungkap Elysa, saat ditemui sela-sela bermain dengan anak-anak Desa Banaran.
Adittiya berharap adanya Rumah Literasi dapat memancing pemerintah memahami kondisi tingkat literasi di desa. Pemerintah memungkinkan gencar mengembangkan dan memajukan desa berbasis literasi, yang dimulai dari kegiatan membaca.
Pewarta/ Alfi Khoirul Baqiyah
Editor/ Suci Ayu Latifah