Sinergiskan Pemuda Banaran Kembangkan Potensi Desa
Di bawah atap aula Desa Banaran, Kamis (3/2), kelompok Kuliah Kerja Nyata Terpadu (KKNT) bekerja sama dengan karang taruna dan pemerintah Desa Banaran. Mereka mengadakan seminar literasi digital dengan mengusung ‘Pengembangan Potensi Desa Banaran Melalui Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Literasi Digital’.
Di mulai pukul 10.00 WIB, semarak literasi digital dihadiri oleh berbagai kalangan. Di antaranya, perwakilan pemuda dari keempat dusun di Desa Banaran, yaitu Gondangsari, Soro, Tangkil, dan Krajan. Setiap dusun perwakilan lima pemuda atau pemudi, karang taruna, pengurus wisata Banaran Exsotic, operator SDN Banaran, dan perwakilan dari perangkat Desa. Serta, mahasiswa KKNT STKIP PGRI Ponorogo.
“Kami menerapkan protokol kesehatan demi keamanan bersama. Syukur, acara berjalan sampai akhir,” ungkap Adittiya Fatkhurrohman, Ketua KKNT kelompok 2.
Mahasiswa bertubuh tinggi ini mengungkapkan, seminar didukung penuh oleh Kepala Desa Banaran. Sarnu siap mendukung program kerja mahasiswa yang mendorong semangat perubahan. Saat dikunjungi dalam rangka diskusi acara, pihaknya secara langsung membuka tangan lebar. Digital sudah menjadi bagian dari hidup manusia. Lelaki berwibawa itu justru bergurau tidak saja anak muda, orang-orang tua memiliki media sosial, seperti facebook.
Didapuk sebagai pembuka sekaligus sambutan dalam acara, Sarnu menyampaikan kecanggihan media sosial diharapkan dimanfaatkan dengan baik. “Jadikan media sosial sebagai jembatan pengenalan desa ke masyarakat umum. Memanfaatkanya sebagai promosi UMKM dan BUMDES. Gunakan sebaik mungkin dan jangan sampai disalahgunakan,” nasihatnya.
Sebelumnya, Faza Nahrul Ulum sebagai Ketua Panitia seminar literasi digital mengharapkan kedepannya pemuda dan semua kalangan dapat memanfaatkan media sosial dengan baik. Potensi desa yang belum tampak di media dapat digali sehingga dapat dikenal oleh masyarakat dunia.
“Sebelum saya berkunjung ke Banaran Exsotic, buka dulu situs tentang objek wisata tersebut. Masih sedikit informasi tentang keberadaannya. Semoga setelah seminar ini mendorong mereka lebih kreatif mengenalkan potensi desa secara cantik dengan cara masing-masing,” harap mahasiswa yang biasa disapa Faza ini.
Dua jam seminar, mahasiswa KKNT menghadirkan tiga pembicara ulung dalam literasi digital. Ketiga materi tersebut seperti Agus Setiawan, Sapta Arif Nur Wahyudi, dan Ardian Pitra Satya. Ketiga materi merupakan bagian dari keluarga besar ‘Kampus Literasi Indonesia’. Dibuka oleh Sapta Arif Nur Wahyudin, menyuguhkan materi pertama adalah pemanfaatan media sosial sebagai media untuk mengenalkan desa. Kedua, cara membuat media sosial seperti Instagram, web desa, dan semua media sosial potensial.
Sapta, Humas STKIP PGRI Ponorogo menjelaskan pentingnya desa dan pemerintahan desa memiliki web desa atau pun media sosial khusus desa. Keberadaan media adalah untuk penayangan eksplorasi potensi desa dengan berbagai keunggulannya. “Sudah saatnya melangkah lebih maju, terdepan, dan lebih awal.”
Didukung oleh Agus Setiawan, alumnus STKIP PGRI Ponorogo media sosial dapat dijadikan ajang pengiklanan. Lelaki itu menyampaikan pengenalan objek wisata misalnya, lewat media iklan ditujukan dapat menunjang para wisatawan berkunjung. Dicontohkan, pengiklanan objek wisata Bnaran Exsotic atau pun Coban Selo Kambang. Ketika iklan sudah masuk di dunia digital mengundang penasaran masyarakat.
“Kuncinya konsisten. Perlu upaya maksimal untuk menunjukkan sisi lain dari Banaran,” tipsnya.
Kemudian, materi ketiga Ardian Pitra Satya banyak berbicara tentang konten kreator. Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ini mengajak semua peserta untuk memunculkan ide-ide yang dapat dijadikan sebagai konten.
“Kemarin mahasiswa KKNT di sini menulis tentang Banaran Exsotic. Mereka menuliskan kemurnian air terjun Coban Selo Kambang sangat eksotik. Saya penasaran ingin berkunjung ke sana,” ungkap Ardian.
Diungkapkan, Banaran banyak potensi untuk dijadikan konten di media sosial. Alamnya yang indah dapat dipromosikan lewat video singkat. Kemudian, dipublish di media sosial masing-masing.
Usai memaparkan materi, ketiga pemateri memberi kesempatan untuk menanggapi. Wahyu, salah seorang peserta menceritakan sudah memiliki akun youtube. Namun, akun tersebut berisikan lagu-lagu cover-an. Mendengar itu, pemateri terakhir memberikan apresiasi luar biasa.
Dipungkasan seminar, sebagai salah satu upaya memunculkan generasi pemuda kreatif, kelompok KKNT Kelompok 2 mengabarkan diadakannya lomba foto dan video bertema ‘Banaran Exsotic’. Lomba tersebut berlaku sejak acara seminar hingga 12 Februari. Adapun, peserta dikhususkan hanya masyarakat Desa Banaran. Seminar selesai, ditutup Muhammad Kholilu memimpin doa sebagai bentuk berkah atas kesempatan berdiskusi bersama tentang literasi digital.
“Kami langsung eksekusi untuk generasi muda kreatif,” ungkap Adi Santosa, mahasiswa KKNT, usai seminar.
Pewarta/ Desi Sriningsih dan Ferlita Ayu
Editor/ Suci Ayu Latifah