Menikmati 4000 Pohon Pisang Cevendish
Ribuan pohon pisang Cevendish berbaris. Aroma segar menyeruak di sela-sela pohon. Pohon-pohon itu telah berbuah, dan sebentar lagi panen raya.
Hampir setahun melakukan penanaman pohon pisang berskala besar-besaran. Dinas Pertanian Kecamatan Pulung digadang-gadang bakalan panen raya. Pohon-pohon pisang itu kini telah berbuah. Tidak tanggun-tanggung, buahnya montok-montok dan segar. Beruntung mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Terpadu (KKNT) Desa Banaran dapat berkunjung di sebuah kebun pisang seluas dua hektar.
Mereka, Adi Santosa, Adittiya Fatkhurohman, Faza Nahrul Ulum, dan Amin Tohari, Kamis (10/2). Mereka turun desa, sekitar pukul 09.00 WIB menuju kebun pisang jenis Cavendish. Cukup 30 menit turun, mereka dapat menghirup aroma tetumbuhan pisang. Kesejukan mengalir di setiap ujung daun-daunnya. Tidak puas, mereka menghirup totalitas uapan oksigen.
Terletak di selatan Kantor Balai Desa Pulung sekitar 3 kilometer kebun di tanah milik Kepala Desa Pulung, Makdum merupakan hasil kerja sama PT Segar Nusantara Abadi Blitar, Jawa Timur. Sekitar 4000 pohon pisang berdiri tegak tumbuh subur menghijau. Pohon-pohon itu dirawat oleh lima pekerja, yang merupakan warga Desa Pulung.
Emosi Amin Tohari tergugah melihat hamparan pohon pisang. Lelaki bertubuh kurus itu menyukai tumbuhan. Bersama mahasiswa lainnya, Amin berkeliling sesekali memegangi pohon kokoh itu. Sesekali pula, mereka mengeluarkan sejurus pertanyaan, mulai dari perawatan pohon pisang, usia pohon pisang, masa panen hingga pemasarannya.
Imam, salah seorang pekerja bercerita, kebun pisang yang dikelolanya itu merupakan kebun pisang pertama kali di Ponorogo. Desa Pulung menjadi desa pilihan pertama dijadikan lokasi pemberdayaan pisang Cevendish. Imam dan keempat pekerja lain mendapati tugas dan tanggung jawab merawat, menanam, dan memanen ribuan pohon pisang. Selebihnya, hasil panen diserahkan kepada pemiliknya.
“Tiba masa panen, buah-buahnya kami kirim ke Blitar, Mas,” ungkap Imam, salah seorang pekerja di kebun tersebut.
Di kebun, para mahasiswa diajak untuk melihat semua proses yang dilakukan oleh kelima pekerja berjenis kelamin laki-laki. Mereka ditunjukkan bagaimana memberdayakan pohon pisang yang sudah mulai berbuah. Mulai dari proses injeksi pada jantung pisang sampai cara membungkus buah pisang yang berukuran besar. Para mahasiswa itu, saksama memperhatikan gerak para pekerja kebun. Mereka dibuat manggut-manggut menyaksikan tangan lincah laki-laki berotot itu.
Setelah cukup lama memutari kebun pisang, mereka dikejutkan datangnya pihak Dinas Pertanian Pulung. Muhammad Sareh, salah seorang pihak dinas memberikan banyak informasi terkait dunia pertanian pohon pisang.
“Di lahan ini, kamu melakukan percobaan terhadap pisang jenis Cavendish. Apabia berhasil pada panen pertama, kami akan membuka lahan lagi di daerah berbeda di Ponorogo.”
Laki-laki yang diakrab disapa Sareh ini, juga menjelaskan alasanya memilih Pulung sebagai lahan percobaan. Pulung termasuk daerah dataran tinggi yang cocok ditanami pohon pisang. Kira-kira berada di 400 meter di atas permukaan air laut. Ketinggian tanah tersebut diperhatikan lantaran memengaruhi rasa dan tekstur dari pisang itu sendiri.
Tepat matahari di atas kepala, obrolan tentang kebun pisang usai. Para mahasiswa menuntaskan dengan berfoto. Kali itu mereka benar-benar belajar langsung oleh empunya. []
Pewarta: Alfi Khoirul Baqiyah
Editor: Suci Ayu Latifah