Andalkan Kerja Tim, KKNT Desa Bekiring Buat Umbul-umbul Desa Secara Mandiri
Pagi, siang hingga menuju larut malam, para mahasiswa KKNT Kelompok 1 Desa Bekiring selalu terlihat semangat mengerjakan salah satu program unggulannya. Para mahasiswa kompak bahu-membahu melakukan proses pembuatan umbul-umbul desa yang diinstruksikan langsung oleh Muhamad Fatkhur Rohman, mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang berasal dari pondok.
Pembuatan umbul-umbul desa merupakan salah satu program yang dikerjakan secara mandiri oleh mahasiswa KKNT Desa Bekiring dengan mengandalkan pengalaman yang diperoleh. Berbekal yakin dengan kinerja kelompok yang kompak, Fatkhur bisa menjamin jika umbul-umbul akan selesai sebelum digunakan untuk kegiatan Pasar Krempyeng.
“Asal semua ikut berpartisipasi mengerjakan umbul-umbul, mulai dari membuat desain, memotong kain, menjahit, print tulisan, membuat mal-malan, dan menggunting, semua akan selesai tepat waktu sampai nanti pemasangan.” Ujar Fatkhur.
Dalam pembuatan umbul-umbul, dibutuhkan keahlian khusus, ketelitian, kesabaran, dan juga waktu yang cukup banyak. Pasalnya, dari enam umbul-umbul besar dan enam pasang umbul-umbul kecil kerap terjadi kesalahan. Mulai dari salah print tulisan, tulisan miring, cairan sablon yang terlalu banyak membuat susah kering, dan kadang sablonan ada yang kurang sempurna saat uji coba. Selain itu, umbul-umbul juga membutuhkan waktu hampir dua minggu untuk selesai sampai pemasangan di lapangan.
“Kalau tulisan miring, kita harus kembali meluruskan supaya hasilnya terlihat sempurna, jadi kita harus benar-benar fokus saat menempelkan kertas print. Tidak boleh asal-asalan.” Ujar Tri Solehudin, mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang berasal dari pondok.
Namun begitu, umbul-umbul bisa jadi tepat waktu. Hasilnya bisa langsung dipasang di lapangan H-1 sebelum kegiatan Pasar Krempyeng. Hal ini merupakan salah satu kepuasan sendiri bagi anggota kelompok KKNT Desa Bekiring. Meskipun badan terasa lelah karena dua minggu fokus pada umbul-umbul, namun saat umbul-umbul bisa dinikmati warga, itu membuat anggota kelompok bangga.
“Setelah umbul-umbul jadi, kita serahkan ke desa supaya bisa digunakan pada acara-acara selanjutnya. Jadi usaha kita tidak sia-sia melembur proker umbul-umbul.” Jelas Fatkhur.
Selain itu, Muhammad Arif Muzaqi selaku ketua kelompok juga memaparkan jika luaran dari pembuatan umbul-umbul ini adalah pelatihan sablon bagi pemuda Karang Taruna di Desa Bekiring. “Jadi, setelah mal-malan selesai, maka para pemuda Karang Taruna akan ditunjukkan bagaimana cara menyablon umbul-umbul. Mereka juga mendapatkan kesempatan untuk praktek langsung dan dibimbing oleh mahasiswa KKNT.”
Penulis: Lorient Meyse Hidayanah