Ikhlas Mengabdi , Berjuang Untuk Anak Negeri
Pendidikan merupakan sebuah instrument untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki manusia. Sebaiknya pendidikan dimulai sejak dini atau masa kanak-kanak. Keberhasilan pendidikan bergantung pada kepribadian dari individu masing-masing. Maka dari itu , jenis pendidikan tergolong menjadi beberapa model tergantung kebutuhan individu dimana salah satunya Anak Berkebutuhan Khusus.
Mengembangkan kemampuan Anak Berkebutuhan Khusus harus dilakukan dengan metode khusus pula seperti yang dilakukan TK Inklusi PAS Baitul Qur’an Ngabar salah satunya. Berbeda dengan Sekolah Luar Biasa (SLB), berbagai macam anak dalam sekolah inklusi itu ada. Tidak hanya mengajar anak berkebutuhan khusus saja, tetapi mengajar anak yang normal atau kelas regular juga.
TK Inklusi PAS Baitul Qur’an Ngabar merupakan lembaga pendidikan yang berdiri 1 Oktober 2010. Lembaga Pendidikan ini didirikan oleh Ustadzah Barokatin Munziyati, S. Psi yang kerap disapa Bu Ninin. Sebelum mendirikan TK Inklusi PAS Baitul Qur’an Ngabar, Bu Ninin merupakan sarjana lulusan di bidang Psikologi dimana berbekal ilmu nya beliau dapat melihat dan mengidentifikasi anak yang mengalami kebutuhan khusus.
Suatu ketika Bu Ninin menyekolahkan anaknya di playgroup. Bu Ninin melihat dua anak yang salah satu anak mengalami Speech delay dan anak yang satunya mengalami hyperactive dimana guru pengampu di playgroup tersebut tidak tahu akan hal tersebut. Setelah kejadian itu, Bu Ninin mengajak orang tua dari anak tersebut untuk datang ke rumah dan menjelaskan kondisi dari anak tersebut. Bu Ninin juga mengajak kedua anak yang di lihat untuk bermain di rumahnya dan bermain dengan anak Bu Ninin di sore hari.
Saat bermain dirumah, Bu Ninin mengstimulus dengan bekal satu kardus mainan edukasi. Hal ini dilakukan Bu Ninin karena anak tersebut merupakan Anak Berkebutuhan Khusus dimana hal tersebut akan sangat membantu cara belajar yang lebih efektif untuk anak dengan kebutuhan khusus. Setelah tiga bulan berlalu, kedua anak yang bermain dengan Bu Ninin sudah bisa berkomunikasi dengan orang lain. Yang sebelumnya anak tersebut Buang Air Besar menggunakan Pempes namun sekarang sudah bisa memberitahu bahwa dia akan Buang Air Besar bahkan anak tersebut bisa member tahu kapan dia ingin mkan. Hal yang di lakukan Bu Ninin tersebut sangat membantu dan mulai terdengar luas di masyarakat sehingga beliau mendidirkan lembaga pendidikan TK Inklusi PAS Baitul Qur’an Ngabar.
Awal mula berdiri, lembaga pendidikan TK Inklusi PAS Baitul Qur’an Ngabar terus mengalami pertambahan murid dan pada tahun 2012 murid dari lembaga PAS Baitul Qur’an Ngabar menjadi 10 anak didik. Pada saat itu, Bu Ninin mengajak salah satu wali murid untuk membantu mengajar di lembaga tersebut sehingga dalam mengajar terdapat hanya 2 orang pendidik. Pada tahun 2014, lembaga pendidikan TK Inklusi PAS Baitul Qur’an Ngabar mendidik 20 murid dengan di bantu 10 pendidik atau yang disebut Mujahid. Hingga pada tahun 2015, sekolah pindah ke alamat Jalan Walisongo No. 94, Ngabar, Ponorogo dan pada tahun 2018 sekolah inklusi diberikan izin beroperasi dan diberi nama TK Inklusi PAS Baitul Qur’an.
TK Inklusi PAS Baitul Qur’an pada saat ini membatasi anak didik mereka untuk tidak lebih dari 38-40 anak didik. Dari 38-40 anak didik yang bermain dan di bimbing, terdapat berbagai macam anak berkebutuhan yang berbeda-beda mulai dari speech delay, down syndrom ringan, hyperactive, dan tercatat anak dengan kondisi tuna rungu berjumlah lebih banyak. Pada tahun 2021, TK Inklusi PAS Baitul Qur’an menerapkan metode pembelajaran untuk tingkat dasar dimana satu anak didik di damping dengan satu pendidik dan dilakukan dalam ruangan-ruangan khusus. Sedangkan anak didik yang mengikuti pembelajaran secara reguler, dilakukan pembelajaran secara kelompok dimana 6 anak didik di dampingi 1 pendidik.
Selama tahun pertama pandemi, TK Inklusi PAS Baitul Qur’an menerapkan pembelajaran system daring sesuai protokol kesehatan selama setahun pertama. Selain itu, Seminggu sekali ada kelas belajar orang tua dimana Orang tua belajar menjadi guru bagi anaknya di rumah dan setiap sabtu hanya setor laporan belajar ke sekolah. Tahun kedua pandemi, system pembelajaranya melihat kondisi jadi hanya 5 dalam 1 hari dan pasti screening kesehatan dan melihat kondisi desa tempat tinggal murid. Dalam satu desa, satu waktu. Diberikan pembelajaran bersama orang tua. Pernah juga datang sendiri-sendiri datang satu satu. Ambil modul dibawa pulang dan laporan lewat you tube whatsapp dan video yang dikirim ke pendidik.
Tenaga pendidik di TK Inklusi PAS Baitul Qur’an tidak berdasar memiliki ijazah akademis, namun lebih di tekankan pada ke-Ikhlasan dari diri mereka. Seperti saat ini yang ditanamkan pada pendidik adalah siapa yang siap berjuang dengan kami, siapa yang siap belajar dengan tekun dengan kami. Hal tersebut dikarenakan, belajar dengan anak-anak berkebutuhan khusus harus bisa memahami mereka dengan berbagai karakteristik. Setiap murid baru, sudah ada tim khusus yang melakukan observasi tentang karakteristik dan kebutuhan dari mereka. Hal ini dilakukan untuk menentukan tenaga pendidik yang sesuai dengan karakteristik dari si anak didik.
Dalam melakukan kegiatan belajar mengajar, kurikulum yang di pakai TK Inklusi PAS Baitul Qur’an adalah setandar nasional sesuai yang telah di tentukan oleh Dinas Pendidikan. Selain itu, murid – murid yang di ajar sengaja tidak memakai alas kaki hal ini dilakukan untuk member rangsangan sensorik pada anak.
Dalam system pembelajaran yang di pakai TK Inklusi PAS Baitul Qur’an, mengenal adanya kelulusan belajar pada anak didik. Standar kelulusan yang dipakai berbeda kriteria pada setiap anak, minimal anak-anak peserta didik bisa berkembang di motorik dan kognitifnya. Hal tersebut bergantung pada potensi anak yang memiliki karakteristik berbeda –beda.
Penulis: Fitri Rahayu/ Mahasiswa PAUD 2019
Next