Fery Dharmawan Raih Medali Emas Catur Tingkat Nasional
Fery Dharmawan tidak menyangka meraih medali emas dalam Porsenasma IV PT PGRI di Universitas Nusantara PGRI Kediri. Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris itu menorehkan prestasi membanggakan dari cabang olah raga catur. Rasa haru bercampur senang menghiasi lelaki berbadan tinggi itu, terlebih lomba yang diikuti bertingkat nasional. Ada rasa tidak percaya menghampirinya.
Ia bukan kandidat satu-satunya delegasi cabang olahraga catur dari kampusnya. Terdapat mahasiswa lain yang juga dijagokan, namun sebelum berangkat ke Porsenasma terdapat seleksi. Alhasil, Fery berhasil menang 4-0 dan berhak untuk menjadi delegasi menuju ke UNP Kediri. Tidak hanya itu, Fery juga melakukan sparing dengan teman lain untuk mengasah keterampilannya.
Pengalaman mengikuti lomba tingkat kecamatan dan kabupaten, tidak lantas menjadikan Fery berpuas diri. Sempat grogi harus berhadapan dengan mahasiswa perguruan tinggi lain, yang secara kemampuan tentu terasah secara baik.
“Pernah beberapa kali juara tapi hanya di tingkat kecamatan atau kabupaten saja. Tentu bukan pengalaman yang cukup untuk di kancah nasional,” tutur Fery.
Mengikuti lomba tingkat nasional, diakuinya tidak saja perkara keterampilan. Ketenangan dan tekanan dari dalam diri menjadi faktor penentu. Ego untuk harus menang seringkali menjadi boomerang, justru dengan ketenangan bisa berpikir jernih dalam menentukan teknik dan trik dalam bermain catur.
Dua belas peserta dari berbagai perguruan tinggi berhasil disapu bersih Fery, bukan tanpa perlawanan. Setiap peserta memiliki keunggulan dan teknik masing-masing, sehingga membuatnya harus cermat dan cermat. “satu demi satu saya lalui, alhamdulillah tembus final dan juara,” ungkapanya.
Diakui Fery dukungan dari semua pihak, satu diantaranya kampus tempatnya kuliah membantu mengantarkan dirinya menyember emas di Porsenasma IV PT PGRI di Universitas Nusantara PGRI Kediri. Kesempatan itu, tentu tidak akan datang tanpa kampusnya STKIP PGRI Ponorogo.
Catur baginya bukan olahraga yang dilatih secara instan, meskipun tidak membutuhkan kekuatan otot. Butuh latihan secara berulang-ulang, fery mengaku sejak sekolah dasar (SD) sudah bermain catur.
“Tetaplah berlatih karena saya tidak akan bisa secara instan menjadi juara tanpa latihan, butuh waktu latihan yang lama untuk bermain secara bagus dan konsisten,” pesan Fery.
Semanjak meraih emas lomba catur kemarin Fery terkejut sebab exposurenya terlalu berat, “foto saya ada di berbagai media sosial dan juga berita, sebelumnya saya pernah menjadi juara tapi tidak seheboh ketika pertandingan porsenasma kemarin” tambahnya.
Pewarta: Ruly R dan Agus_S