Ketika Mahasiswa Kampus Literasi Berbagi Pengalaman Kepenulisan
Ponorogo–Branding STKIP PGRI Ponorogo sebagai ‘kampus literasi Indonesia’ tidak diragukan lagi. Sejak tahun 2017, kampus yang memiliki visi ‘mencetak guru profesional’ itu lebih getol lagi menyelenggarakan berbagai kegiatan literasi. Melalui program Sekolah Literasi Gratis (SLG), beragam kegiatan diadakan. Seperti, Muhibah Literasi, Pelatihan Menulis, Ngaji Nulis, Ngaji Sastra, Bedah Buku, Diskusi antarkomunitas menulis, dan lain sebagainya. Tak ayal, puluhan penulis pun lahir dari STKIP PGRI Ponorogo. Afifah Shinta Nur Aida, salah satu buktinya.
Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia itu menjadi pemateri dalam acara ‘Bincang Literasi’ yang diadakan MTs Ma’arif 1 Ponorogo, kemarin (28/6). Shinta diminta pihak sekolah untuk berbagi pengalaman tentang literasi dan dunia kepenulisan. Tidak berlebihan jika mahasiswa semester empat itu dipercaya untuk berbagi pengalaman. Pasalnya, pengalaman dan pergulatannya dalam dunia menulis tidak diragukan lagi. Beragam kegiatan menulis pernah diikutinya, juga lomba-lomba menulis pernah ia taklukkan. Misalnya saja, juara 1 menulis surat untuk Bupati Ponorogo, juara 1 lomba menulis cerpen se-Jawa Timur, juara 2 cipta baca puisi nasional, dan masih banyak lagi.
“Saya berbagi tentang pentingnya literasi bagi kehidupan dan tips menulis cerpen. Sebagai alumni MTs Ma’arif 1 Ponorogo, saya ingin adik-adik mengetahui bahwa literasi adalah bekal hidup yang sangat fundamental. Literasi itu luas bukan sekadar baca-tulis,” ungkap mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Penulis (HMP) STKIP PGRI Ponorogo itu.
Bincang literasi yang dihelat sejak pukul 08.00 hingga pukul 11.00 WIB itu diikuti oleh 150 siswa. Acara yang digelar dalam rangka mengisi kegiatan pasca Ujian Akhir Semester (UAS) itu mendapat sambutan yang luar biasa dari peserta.
“Bincang literasi kemarin disambut hangat oleh anak-anak. Shinta berbagi pengalaman kepenulisan dengan santai. Penyampaiannya tidak hanya satu arah tapi juga tanya jawab antarpemateri dengan peserta. Shinta juga menuntun anak-anak untuk menulis cerpen dan hasilnya cukup bagus,” tutur Anifatur Rosyidah selaku Staf Kesiswaan sekaligus pembina jurnalistik MTs Ma’arif 1 Ponorogo.
Melalui kegiatan bincang literasi itu, Shinta ingin menyebarkan virus menulis terhadap generasi muda. Baginya, berbagi pengalaman menulis adalah salah satu medan untuk menumbuhkan motivasi menulis. Berbagi adalah ajaran guru-guru menulisnya, khususnya di STKIP PGRI Ponorogo.
“Semoga semua sukses dalam bidangnya masing-masing dengan tetap menerapkan literasi sebagai bekal hidup mereka,” pungkas Shinta.
***
Pewarta: Sri Wahyuni, Humas STKIP PGRI Ponorogo.