Datangi Lokasi Lomba Secara Langsung, Yeni Bawa Pulang Piala Kejuaraan
Lagi-lagi Yeni Kartikasari, mahasiswa STKIP PGRI Ponorogo program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia berhasil memenangi lomba. Kegigihan belajar dan jam terbang yang cukup panjang membuat dirinya meraih juara II dalam ajang lomba membaca puisi tingkat nasional.
“Final lomba tanggal 11 September lalu. Saya datang langsung ke tempat lokasi lomba untuk final. Pengumuman hari itu pula diumumkan oleh ketiga juri,” ungkap Yeni bungah saat diwawancarai (13/9) melalui via WhatsApp.
Digelar secara terbuka di Universitas Negeri Sebelas Maret, mahasiswa yang pernah menjadi ketua Unit Kegiatan Mahasiswa Islam (UKMI) membacakan puisi Hukla Bulan dan Matahari karya Leon Agusta. Puisi tersebut satu dari beberapa judul puisi yang telah diundi panitia.
Yeni bercerita, judul-judul puisi diberikan empat hari sebelum final. Kemudian, di hari final diundi. Setiap finalis akan mendapatkan judul puisi sesuai undiannya. “Kuncinya, tenang dan paham isi puisi. Grogi di awal-awal pasti. Saya bersaing dengan 10 finalis lain. Otak langsung bekerja keras mengingat perjuangan sampai final tidak mudah. Saya ke lokasi lomba naik motor.”
Tekad dan semangat Yeni mengikuti lomba memang tidak diragukan lagi. Setelah kemarin berhasil menjuarai menulis cerpen, kini lomba membaca puisi juga diikuti bersamaan minggu terakhir Program Praktik Lapangan (PPL). Yeni membagikan proses belajar membaca puisi, dirinya banyak mendengarkan dan menyimak pembacaan puisi baik di media sosial youtube, tempat-tempat lomba, instagram, dan di mana saja. Dari proses belajar menyimak, Yeni mencermati mulai dari teknik vokal, pembawaan atau ekspresi, mimik, dan cara menyampaikan isi pesan puisi.
Peri Sandi Huische dan Irfan Hakim merupakan salah satu orang yang sering sekali Yeni putar bagaimana membacakan dan menyampaikan pesan dari sebuah puisi. Kedua sosok tersebut sering dikunjungi di media sosial youtube. Hal paling mengejutkan bagi Yeni, pihaknya menuturkan setelah acara selesai salah seorang juri yang merangkap sebagai dosen UNS menjabat tangannya dan mengucapkan selamat.
“Beliau memberikan nomor telepon kepada saya dan berpesan untuk terus belajar,” tambah Yeni.
Prosedur lomba diikuti Yeni sejak Juli, Agustus, kemudian final di bulan September itu tidak sia-sia. Niat mengikuti final lomba dan refreshing sangat menyenangkan dirasakan. Dilomba kali itu, untuk kali pertama melakukan perjalanan jauh. Sebelum-sebelumnya, lomba yang diikuti berlokasi dekat atau secara daring.
“Kejuaraan ini adalah rezeki dari Allah. Saya menikmati setiap proses belajar. Saya senang dikelilingi orang-orang yang bersedia membantu, memotivasi, dan memberi semangat,” pungkasnya.
Pewarta: Suci Ayu Latifah_Humas