Memasuki Ruang dan Peluang Perubahan Bersama STKIP PGRI Ponorogo
Dalam pembukaan Orientasi Studi Mahasiswa (OSMA) STKIP PGRI Ponorogo 2022 (14/9) Sutejo mengungkapkan, manusia-manusia yang dibutuhkan dalam kehidupan sekarang adalah mereka yang memiliki keunggulan. Tidak saja unggul secara akademik tetapi juga unggul dari segi karakter. Ungkapan ketua STKIP PGRI Ponorogo itu senada dengan tema OSMA tahun ini: “Mewujudkan generasi yang unggul, profesional, literat, peduli budaya, dan berdaya saing”.
Ratusan peserta OSMA antusias merespon ungkapan Sutejo. Hal itu tampak dari raut wajah dan gerak tubuh mereka. Para calon mahasiswa baru itu seolah-olah menemukan energi baru pengungkit semangat meraih mimpi masa depan. Lebih-lebih ketika Sutejo melontarkan kata-kata beraroma motivasi. “Jangan berkecil hati. Ingat, perjalanan seribu mil selalu diawali dengan langkah pertama. Kesuksesan mendaki puncak gunung selalu diawali oleh langkah pertama. Langkah pertama dalam menggapai mimpi adalah Anda memasuki gerbang STKIP PGRI Ponorogo,” tutur penulis yang juga menekuni hipnosis itu.
Sebagai kampus keguruan, STKIP PGRI Ponorogo tidak diragukan lagi kemampuannya dalam melahirkan alumni-alumni berprestasi. Tidak saja berkarya di tingkat lokal tetapi juga nasional. Mulai dari asisten bupati, kepala Disnaker, kepala sekolah, guru, wartawan, pengusaha, pegawai bank, dan masih banyak lagi. Bahkan ada alumni STKIP PGRI Ponorogo yang diundang ke Istana Negara.
“Kami atas nama dosen dan seluruh civitas akedemika siap mendampingi dan mengantarkan teman-teman mahasiswa untuk menjadi orang sukses. Jadilah burung elang yang tidak banyak jumlah tetapi ketika sudah mengepakkan sayapnya terbang menggembara siapa pun yang menjadi musuhnya terkam dan taklukkan,” ungkap Sutejo disambut riuh tepuk tangan seluruh peserta OSMA.
Di STKIP PGRI Ponorogo, dosen bukan saja seorang pendidik tetapi juga pendamping, pamong, dan pengasuh. Karenanya, mahasiswa yang keluar dari kampus literasi Indonesia itu tidak hanya mendapat pengetahuan akedemik tetapi juga non akademik. Tekad bersama seluruh civitas akademika STKIP PGRI Ponorogo ialah berjalan, menyadari, dan mengembangkan bersama, puncaknya adalah berkarya bersama, melukis pesona bangsa bersama-sama. “Filosofi terbesar, tugas lembaga adalah mengantarkan alumninya untuk berbicara, berprestasi, dan berkarya. Karena itulah STKIP punya slogan ‘berkarya itu melukis pesona’.
Tekad bersama itu juga tampak dalam penyelenggaraan OSMA tahun ini. Mulai dari tema, maskot, dan jingle OSMA. Maskot OSMA tahun ini adalah burung Kolibri. Burung Kolibri adalah filosofi seorang Arkana yang berjuang hidup. Arkana metaforanya dalam bahasa Sansakerta adalah suci dan terang. Sedang, dalam bahasa Arab bermakna pemimpin yang hebat. Burung Kolibri secara fisik boleh kecil tetapi gesit, pejuang, dan penakhluk kehidupan.
“Tidak ada yang tidak mungkin dalam perjalanan kehidupan ini. Gapai perubahan kehidupan, jadikan diri Anda bercahaya layaknya matahari. Paling tidak menjadi rembulan yang ketika kegelapan datang kau hadir dengan cahaya kuning keemasan. Menjelma dan merasuk sukma-sukma yang mengalami kegelapan,” tutur Sutejo berapi-api.
Sambutan Ketua STKIP PGRI Ponorogo beraroma motivasi itu ditutup dengan ucapan selamat datang kepada calon mahasiswa baru (camaba). Tidak hanya itu, Sutejo juga mengajak seluruh mahasiswa baru untuk memasuki ruang-ruang perubahan, berubah bersama kampus tercinta.
“Selamat datang, selamat menikmati, dan selamat mengolah rasa sehingga hati dan jiwa kita nanti bisa bercahaya. Datang dan hadirilah ruang peluang perubahan itu. Insya Allah ketika sepi dan malam tiba, di situlah kita bisa bersemuka, bertemu, berseloka jiwa,” pungkas penulis nasional dari kota Reyog itu. []
Pewarta: Sri Wahyuni_Tim Humas.