Membangun Peradaban Melalui Sarasvati Art Festival
Masa Orientasi Studi Mahasiswa (OSMA) 2022 STKIP PGRI Ponorogo telah berakhir dengan digelarnya malam inagurasi atau malam gelar budaya dengan bertajuk Sarasvati Art Festival (SAF). Acara yang digelar Jumat (17/9) itu dirancang dengan memadukan tiga konsep utama: pendidikan, seni, dan budaya. Wildan Doni Madhyaratri selaku produser menuturkan, motto Sarasvati Art Festival adalah membangun peradaban melalui pendidikan, seni, dan budaya.
“STKIP PGRI Ponorogo dikenal sebagai kampus pendidikan. Namun soal seni, STKIP tidak kalah dengan kampus kesenian. Banyak mahasiswa STKIP yang memiliki potensi di bidang seni dan budaya. Melalui kegiatan ini diharapkan mahasiswa yang memiliki potensi bisa tersalurkan,” ungkap mahasiswa penggagas nama Sarasvati Art Festival itu.
Unsur pendidikan, seni, dan budaya tampak melekat dalam acara gelar budaya malam itu. Unsur pendidikan merepresentasikan lembaga sebagai kampus pendidikan, unsur seni tampak dari dekorasi panggung, dan unsur budaya tergambarkan lewat beragam penampilan yang disuguhkan.
“Dalam acara ini kami juga memasang dua penjor atau umbul-umbul. Penjor itu terbuat dari bambu dan janur layaknya penjor hiasan orang menikah. Penjor itu sendiri adalah representasi dari kebudayaan,” tutur Wildan.
Acara yang dipandu Ardian Pitra Satya Purnama dan Sigit Indarto itu dimulai pukul 20.00 WIB. Malam gelar budaya itu dibuka dengan penampilan kreasi mahasiswa STKIP. Mulai dari hadroh, kesenian barong, seni pencak silat, tari merak ukel, dan masih banyak lagi.
Terselenggaranya SAF adalah wujud kerja keras panitia OSMA 2022 STKIP PGRI Ponorogo yang didukung sepenuhnya oleh pihak kampus. Di samping itu, lembaga dan panitia OSMA juga menjalin kerja sama dengan beberapa sponsor yang mendukung penuh acara ini, seperti Bank BRI, Gomilk, Bank BPR Jatim, Singo Arjuno Putro, Seven Music Studio, NJG, WD First Record, WN Management, Rusamenjana bookstore, Top Mode Babadan, dan Angkringan Wonopringgo. Sinergi antara lembaga, panitia OSMA, dan beberapa sponsor membuat kegiatan SAF berjalan dengan sukses.
“Tujuan utama para sponsor adalah mendukung penuh pengembangan pendidikan di Indonesia. Kebetulan, SAF baru pertama kali ada di STKIP PGRI Ponorogo. Ini merupakan langkah awal untuk menapaki jalan sukses ke depannya. Mungkin akan ada pagelaran SAF lagi di tahun depan dengan lebih meriah,” ungkap Heru Setiawan, Wakil Ketua III bidang kemahasiswaan STKIP PGRI Ponorogo.
Acara SAF dihadiri oleh segenap civitas akedemika, mahasiswa, dan alumni STKIP PGRI Ponorogo. Turut hadir pula Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko. Kehadiran orang nomor satu di Ponorogo itu adalah kado istimewa bagi STKIP PGRI Ponorogo, khususnya para mahasiswa baru.
“Pak Bupati, tahun ini kami mendapat 213 mahasiswa baru. Dari sekian itu, ada 187 mahasiswa yang menerima beasiswa KIP Kuliah. Berkaca dari tahun tahun ini kami mendapatkan amanah yang jauh lebih besar. Kami mohon dukungan dan bimbingannya dari pak Bupati,” ungkap Sutejo, Ketua STKIP PGRI Ponorogo saat memberikan sambutan.
Usai memberikan sambutan, laki-laki yang dikenal sebagai sastrawan kondang dari Ponorogo itu membacakan puisi Pesan Burung Kolibri pada Mahasiswa Baru. Kolibri adalah metafora mahasiswa baru yang terbang nyaris dari seluruh penjuru Indonesia. Ada yang dari Papua, Riau, Palembang, Tangerang, Pamekasan, Bali, Malang, Jawa Tengah, dan sebagian besar dari Ponorogo. Keberagaman itu menyatukan niat, mengawali langkahnya dengan menginjakkan kaki di gerbang kampus literasi Indonesia.
Sementara itu, Bupati Ponorogo dalam sambutannya mengucapkan selamat datang kepada seluruh mahasiswa baru STKIP PGRI Ponorogo. Ia juga mengungkapkan bahwa STKIP PGRI Ponorogo adalah kampus yang dihuni oleh orang-orang hebat dan bermartabat. “Mudah-mudahan STKIP Ponorogo jadi lebih hebat. Pelan-pelan menjadi luar biasa. Semoga tahun depan bisa tembus tiga kali lipat dari sekarang,” tutur laki-laki yang akrab dipanggil Kang Giri itu.
Usai memberikan sambutan, Bupati yang memiliki suara emas itu membacakan puisi karya W.S Rendra yang berjudul Paman Doblang. Setelah itu, Kang Giri mengajak para hadirin untuk ambyar ‘bareng-bareng’ dengan nyanyi bersama. Aku Milikmu, Ibu, dan Sugeng Dalu adalah lagu-lagu yang dinyanyikan oleh pak Bupati. Tak lupa ia mengajak seluruh hadirin untuk bernyanyi bersama.
Acara dilanjutkan dengan penyulutan api unggun. Prosesi ini dilakukan oleh Ardonna Melandika diiringi para penari perempuan yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Tari Merak Ukel STKIP PGRI Ponorogo.
“Penyulutan api unggun ini diiringi oleh tari Nyawiji Karsa. Tari ini mengandung filosofi bahwa manusia hidup tidak luput dari bantuan orang lain. Keempat penari melambangkan kehidupan bersama untuk mewujudkan satu impian atau harapan tertentu. Gendewa yang dibawa masing-masing penari adalah senjata, media menyalakan api. Kami memetaforakan gendewa adalah pegangan hidup, alat untuk bekerja yang mesti dirawat dan dijaga. Nyalanya api melambangkan kesuksesan yang berhasil terraih,” papar Roofu Waridzul Aziz, koreograf tari Nyawiji Karsa.
Nyala api unggun disambut oleh suara kembang api yang membuat acara semakin meriah. Dilanjutkan oleh persembahan beragam penampilan dari mahasiswa STKIP PGRI Ponorogo, khususnya sungguhan musik yang diiringi oleh Verin Band.
Puncak dari malam gelar budaya OSMA 2022 STKIP PGRI Ponorogo itu adalah kedatangan pencipta lagu kondang, Lek Dahlan. Datang dengan mengenakan jaket ojek online, laki-laki pencipta lagu Los Dol itu mendapat sambutan antusias dari seluruh hadirin, khususnya mahasiswa yang notabene penikmat lagu-lagu ciptaannya. Saat Lek Dahlan melantukan lagu sontak ratusan mahasiswa tak bisa menahan diri untuk ikut bernyanyi dan berjoget bersama.
“Saya doakan, teman-teman lulusan STKIP PGRI Ponorogo kelak bisa menjadi orang sukses. Tadi pak Rektor juga mengatakan, mahasiswa STKIP banyak yang berprestasi di bidang musik. Saya siap menggadeng teman-teman yang berminat. Siapa tahu itu bisa menjadi jalan bagi kesuksesan teman-teman,” tutur Lek Dahlan dengan nada berapi-api.
Tepat tengah malam acara Sarasvati Art Festival berakhir. Foto bersama dengan Lek Dahlan tentu menjadi penutup yang indah bagi para hadirin yang datang dalam malam gelar budaya.
***
Pewarta: Solu Erika Herwanda_Divisi Media
Editor: Sri Wahyuni_Tim Humas
Previous