Tari Gambyong UKM Tari Merak Ukel, Pukau Para Undangan Wisuda Sarjana
Tampil menawan, Antita Ajeng Fiantari berdiri di sela-sela tamu undangan wisuda. Aroma bunga melati menguar di udara. Begitu iringan musik gamelan diputar, dirinya trisik, berjalan kecil menuju tengah panggung. Dari dua sudut berbeda, Meisya Ratna Kamala Dewi dan Nurul Indriana Maulidasari turut trisik dan saling bertemu. Tepuk tangan para penonton menyambut ketiga penari Gambyong berkostum dodot tersebut.
Antita, mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Ponorogo, tampil di acara wisuda sarjana pendidikan STKIP PGRI Ponorogo, Sabtu (19/10) yang lalu. Bersama kawannya, Meisya dan Nurul tampil percaya diri menghibur para tamu undangan.
Di Gedung PGRI Kabupaten Ponorogo, ketiga mahasiswa yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Tari Merak Ukel tersebut menjadi pusat perhatian. Meisya mengaku senang mendapat kepercayaan menjadi salah satu dari penari Gambyong. Dilatih dan didampingi dosen Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Rizki Mustikasari, mereka latihan selama seminggu.
“Bu Riski membantu kami latihan. Mulai dari pola gerak tari, pola lantai, hingga perpindahan gerak,” ungkap mahasiswa yang pernah tampil di acara Grebeg Suro Ponorogo.
Napas lega dirasakan ketiga penari usai tampil. Dirinya mendapat apresiasi luar biasa. Sutejo, Ketua STKIP PGRI Ponorogo dan para dosen menjabat tangan ketiga penari. Rizki, pembimbing tari tidak kecewa. Pihaknya menuturkan, bunga melati yang dipakai ketiga penari adalah bunga melati asli. Bunga melati, baginya simbol keagungan acara wisuda.
Pewarta: Suci Ayu Latifah/Tim Humas