Agus Setiawan Sampaikan Evaluasi Menulis Berita untuk Anggota dan Pengurus HMP
Sore itu Senin (27/2) HMP kembali mengadakan pertemuan antaranggota dan pengurus. Pertemuan kali ini membahas evaluasi penugasan menulis berita yang diberikan pada pertemuan sebelumnya (10/2). Agus Setiawan sebagai pengampu materi menulis berita menyampaikan satu-persatu kesalahan dan koreksi dari tulisan yang dibuat oleh anggota dan pengurus. Beberapa evaluasi tersebut adalah perkara judul, penggunaan kata sapaan, penulisan tanggal, isi berita (5W + 1 H), seputar narasumber, kutipan narasumber, dan yang terakhir terkait kohesi dan koherensi kalimat yang digunakan.
Acara temu HMP berlangsung santai tapi serius. Penyampaian yang ringan dengan selingan humor dan canda tawa membuat pembahasan materi demi materi berlangsung mengalir. Kepada teman-teman anggota dan pengurus HMP, Agus membeberkan lima hal yang perlu diperhatikan sebelum menentukan judul yang menarik dan membuat penasaran. Di antaranya: (1) singkat dan padat, (2) menggambarkan isi berita, (3) judul harus fokus, (4) bersumber bisa dari; pandangan, pendapat, dan ucapan tokoh, serta (5) memancing rasa penasaran.
Di sela-sela diskusi, pria yang sering mengisi waktu luangnya dengan membaca dan menulis itu memberi kesempatan peserta yang hadir untuk bertanya terkait masalah yang dihadapi saat menulis berita. Dellyma mahasiswa PBSI angkatan 2021 dalam pertemuan tersebut juga memanfaatkan peluang itu untuk bertanya terkait pemilihan narasumber untuk diwawancarai.
“Pak, bagaimana memilih narasumber jika ingin memberitakan acara dari luar, misalnya acara Grebek Suro?”
“Pemilihan narasumber bisa dipilih dari orang-orang yang terlibat dalam acara, misalnya panitia. Atau bisa mengambil sosok penting dan yang paham dengan acara Grebek Suro. Kalau di Ngebel ada acara Larungan, nah kita bisa mewawancarai sosok yang dituakan dalam lingkungan atau tokoh yang disegani di sana. Jika acaranya di desa, kita bisa mengambil narasumber seperti; kepala desa, panitia, atau siapa saja yang terlibat,” jawab Agus.
Setelah Dellyma mantap dengan jawaban yang diterima, giliran Nosa bertanya tentang honor atau fee menulis berita atau konten di media daring. Menggapi pertanyaan tersebut, salah satu penjaga media di lensasastra.id itu menceritakan pengalamannya terjun di media internet.
“Kalau saya dulu bertahap. Pernah mencoba dari yang tidak diberi honor, sekadar beritanya tayang saja. Ada juga yang satu berita itu dihargai lima belas ribu, pernah juga yang ratusan ribu. Jika ingin mencoba menulis di media online, harus bertahap. Kita bisa mulai dari yang tidak berbayar, nanti pelan-pelan bisa mencoba yang mendapat honor. Takutnya nanti kalau langsung yang diberi upah ketika beritanya tidak terbit, kita malah nyerah dan berhenti menulis. Jangan pikirkan uang dulu, yang penting berproses dan mengembangkan kemampuan,” paparnya.
Solu yang turut hadir dalam pertemuan tersebut, juga tak mau kehilangan peluang untuk bertanya perihal membuat akun blog di kanal Kumparan.com dan Kompasiana. Sesuai janji pertemuan sebelumnya, Agus pun menerangkan bagaimana cara membuat akun sampai bagaimana mengunggah tulisan kita di media daring itu. Penjelasan terkait penulisan karya di media online menjadi penutup bahasan sore itu. []
Pewarta: Ikhsanudin