Menumbuhkan Budaya Literasi Guru Melalui Diskusi Menulis Artikel
STKIP PGRI Ponorogo sebagai pelopor kampus literasi Indonesia secara maksimal memberikan kontribusi dengan melibatkan Dosen dan Mahasiswa untuk berperan aktif dalam berbagai kegiatan literasi baik di dalam maupun di luar kampus. Jum’at (06/30), Cutiana Windri Astuti selaku Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia menjadi salah satu pemateri pada acara yang digagas oleh Tim GRASI (Gerakan Literasi) PGRI Cabang Kauman. Acara tersebut bertajuk “Diskusi dan Pendampingan Proyek Pembuatan Artikel” yang dikuti sekitar 40 peserta dan dilaksanakan secara daring melalui Google Meet.
Dua narasumber luar biasa yang dihadirkan Tim GRASI yaitu Sunar, M.Pd dan Cutiana Windri Astuti, M.Pd. Dipandu oleh Wida Indrayanto, S.Pd. yang juga guru SDN 1 Somoroto, acara dimulai pukul 19.30 WIB. Acara ini sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan SDM di bidang literasi khususnya bagi guru-guru di Kecamatan Kauman
Materi pertama disampaikan oleh Sunar, M.Pd. yang juga menjabat sebagai Ketua PGRI Cabang Kauman dan Pengawas SD Kecamatan Kauman. Pihaknya memaparkan bagaimana guru harus memiliki peran strategis untuk berliterasi. Melalui Gerakan Literasi PGRI Cabang Kauman, juga dengan adanya Majalah Dinamika Guru, hal ini bisa menjadi motivasi guru dalam mengembangkan keterampilan menulisnya. Guru bisa mulai menerapkan Gerakan Literasi di sekolahnya. “Siswa diminta membuat jurnal sederhana selama liburan, semisal satu hari satu paragraf. Hal ini sebagai upaya menumbuhkan kebiasaan menulis pada siswa,” tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, sebagai pemateri kedua Cutiana Windri Astuti, M.Pd. selaku Ketua Program Studi di PBSI STKIP PGRI Ponorogo sekaligus Ketua Dewan Editor Jurnal LEKSIS STKIP PGRI Ponorogo memberikan bekal awal seorang guru bergairah menulis artikel populer. “Sejatinya keterampilan menulis itu 1% bakat dan 99% kerja keras. Kita harus kerja keras memerangi kemalasan diri sendiri, tumbuhkan budaya baca, berpikir kritis, mengungkapkan gagasan, berpikir solutif, sistematis logis, serta paham gaya (style) dan bahasa. Lalu mulai menulis dengan tema terkini yang dekat dengan dunia pendidikan Bapak Ibu guru” tuturnya.
Setelah pemaparan materi yang disampaikan narasumber selesai, lanjut pada sesi tanya jawab. Peserta diskusi bertanya ke narasumber terkait masalah dalam kepenulisan artikel.
“Apakah dalam memilih tema menulis artikel harus sesuai dengan job deskripsi atau tupoksi guru?” Tutur Moh. Lathif, S.Pd.I. guru SDN Nongkodono. “Sebenarnya ketika guru menulis artikel sesuai tupoksi atau linier, tentu hasil tulisannya lebih berkualitas. Jika pertanyaannya boleh atau tidak guru menulis artikel namun bukan di bidangnya, jawabannya boleh. Tetapi harus didukung dengan obyektivitas, bahan dan referensi yang cukup sehingga dapat dipertanggungjawabkan tidak hanya sekedar asal berpendapat.” Jawab Cutiana Windri Astuti, M.Pd.
Pertanyaan berikutnya berkaitan penulisan judul artikel secara khusus tentang kaidah-kaidahnya, disampikan Andriyanto, M.Pd, Kepala SDN 2 Ngrandu yang juga sebagai Ketua GRASI. “Menulis judul maksimal 20 kata tidak boleh lebih. Tetapi beda media akan punya tata aturan yang berbeda. Judul sebagai pintu awal menarik tidaknya sebuah artikel. Sebab itu judul artikel menggunakan bahasa yang singkat, padat dan jelas.” Jawab Cutiana Windri Astuti, M.Pd.
Berdasarkan paparan materi dari kedua narasumber, bahwasanya literasi merupakan suatu hal yang sangat penting. Sebelum menumbuhkan semangat siswa dalam menulis, penting bagi seorang guru memberikan pengalaman lewat contoh nyata. Seorang guru juga harus menulis.
Liyah Ujiantining, S.Pd. salah satu peserta diskusi yang juga guru SDN Nongkodono mengucapkan terima kasih kepada tim dan pemateri, serta menyampaikan bahwa kegiatan diskusi kepenulisan seperti ini sangat dibutuhkan untuk memotivasi dan menginspirasi, apalagi jika dilanjut pada pendampingan karya.
“Kegiatan diskusi tadi malam sangat bagus dan luar biasa untuk peningkatan literasi bapak ibu guru khususnya dalam pembuatan artikel. Semoga kerja sama seperti ini bisa terus dilakukan dalam upaya membangun literasi di PGRI Cabang Kauman.” Ungkap perwakilan Tim GRASI PGRI Cabang Kauman saat diwawancarai melalui whatsapp.
Meski sempat terkendala teknis dan gempa pada malam tersebut, diskusi berjalan dengan lancar. Acara selesai ditutup dengan sesi foto bersama.
Pewarta: Lailatul Khusnul Khotimah Mahasiswa Prodi PBSI 2021 B