Antara Senang dan Sedih, Enggar Rimayanti Wujudkan Harapan Keluarga
Jauh dari orang tua dirasakan kali pertama Enggar Rimayanti. Semenjak dirinya mengajar di Madrasah Tsanawiyah Negeri 8 Tulungagung rasa rindu…
Jauh dari orang tua dirasakan kali pertama Enggar Rimayanti. Semenjak dirinya mengajar di Madrasah Tsanawiyah Negeri 8 Tulungagung rasa rindu…
Senin, 23 Mei 2022 di Gedung Graha Saraswati STKIP PGRI Ponorogo telah digelar Pembinaan Mahasiswa Penerima Bantuan Pendidikan KIP-K (On Going) tahun 2022. Kegiatan pembinaan tersebut dilakukan guna menindaklanjuti kegiatan LLDIKTI Wilayah VII kepada mahasiswa-mahasiswa yang mendapatkan bantuan pendidikan KIP Kuliah.
STKIP PGRI Ponorogo adalah tempat orang-orang hebat menimba ilmu. Bukan saja ilmu pendidikan tapi juga ilmu kehidupan. Para dosen yang kompeten dalam bidangnya mampu membekali mahasiswa untuk terjun di masyarakat, khususnya dunia pendidikan.
Desa Batu Kajang Kecamatan Batu Sopang Kabupaten Paser Kalimantan Timur adalah tempat berlabuh Agus Arianto setelah melakukan perjalanan mencari jati diri. Lelaki lulusan STKIP PGRI Ponorogo tahun 2012 ini membuktikan mahasiswa sekolah tinggi keguruan tidak melulu menjadi guru. Ia bisa menjadi apa saja sesuai peminatannya.
Kamis, 28 April 2022 menjadi sebuah momen penting bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PG PAUD).
Sore itu, (22/04) mahasiswa yang baru menyelesaikan jam perkuliahan mulai memasuki Graha Saraswati STKIP PGRI Ponorogo. Nuansa bulan Ramadhan semakin terasa. Peserta antusias, acara pesantren kilat dibuka dengan penuh semarak.
Sabtu (22/04) para mahasiswa yang berdiri di depan pintu masuk Graha Saraswati STKIP PGRI Ponorogo bersiap menyambut kedatangan anak yatim dari Yayasan Al-Ikhas Ponorogo. Tamu berdatangan, acara santunan anak yatim akan dibuka.
Fatah Andika, bukan lagi warga Madiun, Jawa Timur melainkan penduduk Asmat, Papua. Bermula merantau bersama paman dan bibi di tahun 2017, rezeki dan jodohnya bertemu di sana. Ia masih tidak percaya mendapati keduanya di tanah ujung Timur Indonesia. Terlebih, saat mendengar anak-anak menyebutnya ‘Pak Guru’.
Peraih juara I lomba menulis esai di Balai Bahasa Jawa Timur semasa kuliah juga mendapat kesempatan menghadiri Seminar Pemuda Penggerak Cinta Bahasa Indonesia di Surabaya. Sehingga, kecintaannya terhadap bahasa tidak perlu ditanyakan ulang. “Lebih dekat pasti. Program studi Bahasa dan Sastra Indonesia membuat saja jatuh cinta pada bahasa dan karya-karya sastra.”
Sutini mungkin tidak pernah mengira jika ia akan mendedikasikan diri sebagai abdi negara di Kota Kelahiran Susilo Bambang Yudhoyono. Perempuan alumni STKIP PGRI Ponorogo tahun 2009 itu diterima menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) empat bulan menjelang usia 30 tahun.