Sekolah Literasi
Sekolah Literasi Gratis merupakan program yang berisi lokakarya dan seminar literasi. Program yang akan diadakan sebulan sekali ini, berfokus pada membentuk penulis dan praktisi literasi yang handal dan berkualitas. Selain berkarya, peserta diharapkan bisa menjadi sungai inspirasi yang mampu menghasilkan generasi baru yang lebih baik.
Kemiskinan literasi, barangkali adalah sebuah ungkapan yang paling tepat terkait keadaan literasi bangsa kita ini. Ungkapan tersebut tentu bukan tanpa dasar, menurut hasil Programme for International Student Assesment (PISA) yang digagas oleh Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) tahun 2015, Indonesia berada di peringkat 64 dari 70 negara. Tentu hal ini bukan tanpa sebab, ketidakpekaannya masyarakat kita pada literasi merupakan muara permasalahannya. Bukan hanya pemerintah yang harus turun tangan, namun semua elemen masyarakat. Mulai dari lingkungan terkecil, yaitu keluarga, desa, komunitas-komunitas, instansi pendidikan, perusahaan, hingga di kalangan birokrat, semangat Gerakan Literasi Nasional memang harus digaungkan ke semua elemen tersebut.
Menumbuh kembangkan semangat berliterasi memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Menurut Anies Baswedan (Gubernur DKI Jakarta dan Penggagas Indonesia Mengajar), Indonesia diibaratkan sebagai bahtera kapal yang besar yang sedang menempuh jalan yang tidak tepat, maka untuk membelokkannya, dibutuhkan sebuah energi yang besar. Energi gerakan serentak dan terpadu yang dilakukan secara kreatif, terpadu, dan berkelanjutan. Kami seringkali melingkar dan membayangkan, apa yang terjadi jika gerakan itu lahir mulai dari lingkungan terkecil hingga ke pusat pemerintahan? Tentu saja Generasi Indonesia Emas yang digadang-gadang mampu mengantarkan bangsa kita membuka gerbang kesejahteraan bukanlah isapan jempol belaka.
Berdasarkan dari hal tersebut disertai niat yang kuat dan tulus untuk mengantarkan Indonesia membuka pintu gerbang kesejahteraan, civitas akademika STKIP Ponorogo menggagas program Sekolah Literasi Gratis 2 “Literasi Penggerak Pembangunan Bangsa”. Program merupakan wujud partisipasi aktif STKIP PGRI Ponorogo yang menggagas sebagai “Kampus Pelopor Literasi Indonesia” untuk mendukung Gerakan Literasi Nasional yang dicanangkan oleh Pemerintah Pusat. Program Sekolah Literasi Gratis 2 yang dikemas secara kreatif, utuh, dan berkelanjutan serta berkolaborasi dengan berbagai elemen masyarakat, merupakan sebuah rangkaian program yang dilaksanakan dalam kurun waktu 6 bulan.
program terpadu
Sekolah Literasi Gratis
Program yang berisi lokakarya dan seminar literasi
Ranggawarsita Award
Anugerah penghargaan bagi karya sastra terbaik Indonesia
Festival Sastra
Program lokakarya kepenulisan yang dilakukan dengan konsep tour
Muhibah Literasi
Program lokakarya kepenulisan yang dilakukan dengan konsep tour
Olimpiade Sastra
Lomba keterampilan berliterasi yang peruntukkan untuk pelajar dan umum
Pembinaan Desa Literasi
Komitmen STKIP PGRI Ponorogo untuk turut berkontribusi pada masyarakat
Kami percaya bahwa pendidikan merupakan ekskalator peradaban bangsa, oleh sebab itu, dalam menyelenggarakan program Sekolah Literasi Gratis 2, STKIP PGRI Ponorogo berupaya melibatkan semua elemen akademis mulai dari pelajar, guru, struktural sekolah, praktisi pendidikan, hingga dinas dan perusahaan pemerhati pendidikan. Guru selaku pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Guru merupakan aktor yang memiliki andil sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah/ madrasah. Andil yang dimilikinya tersebut akan mengantarkan peserta didik untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang digariskan oleh pemerintah dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu:
- Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggug jawab.
Melalui tujuan yang digariskan tersebut, guru merupakan salah satu ujung tombak tercapainya tujuan pendidikan nasional dengan segala upaya dan perannya sebagai pendidik. Untuk menumbuhkembangkan potensi yang dimiliki peserta didik yang satu dengan yang lainnya yang memiliki keunikan berbeda, maka guru dalam menghadapi peserta didik harus mampu mewujudkan perannya sebagai agen pembelajaran. Selaku agen pembelajaran (learning agent), guru dapat mewujudkannya melalui perannya sebagai fasilitator, motivator, pemacu, dan pemberi inspirasi belajar bagi peserta didik. Tentu saja hal ini mengarah pada istilah “guru profesional” yang kerapkali diwacanakan pemerintah untuk mengembangkan generasi muda kita.
Selain guru, lingkungan keluarga, masyarakat, dan komunitas literasi merupakan agen perubahan yang tidak kalah dekat dengan generasi muda. Oleh sebab itu, pembinaan dan pengembangan elemen ini merupakan hal yang tak kalah vital. Selanjutnya selain mengkolaborasi lingkungan yang bersinggungan dengan literasi, pemerintah dan perusahaan adalah elemen yang selanjutnya memiliki dukungan terkait kebijakan dan kemampuan penyediaan sarana dan prasarana penunjang.
Kami percaya dengan menyelenggarakan program Sekolah Literasi Gratis 2 dengan cara mengkolaborasikan berbagai elemen pendukung di atas masa depan Indonesia yang jaya dan sentosa tinggal menunggu waktu saja. Pada akhirnya, marilah kita bersama-sama mendukung program Gerakan Literasi Nasional dengan upaya dan porsi masing-masing. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa membersamai segala upaya kita. Salam hangat, mari menghebat!
Sekolah Literasi Gratis merupakan program yang berisi lokakarya dan seminar literasi. Program yang akan diadakan sebulan sekali ini, berfokus pada membentuk penulis dan praktisi literasi yang handal dan berkualitas. Selain berkarya, peserta diharapkan bisa menjadi sungai inspirasi yang mampu menghasilkan generasi baru yang lebih baik.
Ketentuan umum pelaksanaan
Untuk info lebih lanjut menunggu perkembangan dari kami, atau hubungi pada Kontak
Fasilitas peserta
Yang didapatkan selama program berlangsung
E-Sertifikat
Sertifikat Digital bahwa anda telah melakukan program pelatihan
Ilmu
Peserta akan mendapatkan Ilmu baru
Satu Buku
Berkesempatan satu buku dengan pembicara
E-book
E-book yang berisikan tentang pengembangan diri dalam Literasi
Jaringan
Mendapatkan Jaringan dengan peserta lain yang memiliki jiwa untuk berkembang
Karya Buku
Karya hasil program akan diterbitkan dalam bentuk buku ber-ISBN
Berita sekolah literasi gratis
Mbah Moen dan Nasionalisme
Mbah Moen dan “Risalah Sarang”
Oleh: Dr. H. Sutejo, M. Hum.
Tafsir
baru atas ‘lita’arafu’, yang Mbah
Moen pesankan adalah sebagai saling
mengisi dan bekerja sama jauh lebih progresif dan kontekstual
Nglaras Nasionalisme Sukarno
Oleh: Dr. H. Sutejo, M.Hum.
Selalu, setiap kali datang bulan Agustus kita merayakan kemerdekaan dengan berbagai rupa. Yang paling banyak, merayakannya dengan “eforia yang tanpa makna”
Belajar Nasionalisme Bung Hatta
Nglaras Nasionalisme Sutan Syahrir
Oleh: Dr. H. Sutejo, M.Hum.
Setiap kali datang momen “Proklamasi”, ingatan terbanyak orang adalah kepada dwitunggal Soekarno-Hatta. Dua sahabat yang sevisi tetapi seringkali berbeda pendapat tetapi
Seni dan Industri
Filosofi industri
modern, menuntut sekecil mungkin biaya dan menghasilkan produk semurah mungkin,
untuk merebut pasar (konsumen). Filosofi industri mutakhir, memberikan efek
nikmat dan kemudahan, mengikuti aktualitas, berdaya guna tinggi,
Inspirasi Madani dari Habibie
Membaca: Kunci Sukses Menulis Arafat
Oleh: Dr. H. Sutejo, M.Hum.
Dalam beberapa kali diskusi dengan
Arafat Nur, baik di rumah, di rumah buku Spectrum
Center, di kampus, dan di Home Stay
Bekerja yang Benar dan Baik
Oleh: Dr. Sutejo, M.,Hum.
Jujun
Suriasumantri dalam Filsafat Ilmu: Sebuah
Pengantar Populer (2009:19), mengilustrasikan tentang dialog orang awam
dengan filosof yang bijaksana. Sang awam bertanya, “Coba
Berguru pada Pramoedya
Jadilah Pelopor, Jadilah Pemenang!
Dr. Sutejo, M.Hum.
Nelson
Mandela, mantan Presiden Afrika Selatan pernah berpesan bahwa, “Pendidikan adalah senjata paling ampuh untuk mengubah
dunia.” Kesadaran seorang presiden, yang tidak mengenal
LITERASI ITU JENDELA PERADABAN
Dalam beberapa kesempatan muncul
beberapa pertanyaan berkaitan dengan literasi: (a) apa manfaat literasi
–khususnya baca tulis, (b) literasi itu apa, (c) mengapa begitu semarak
kegiatan literasi akhir-akhir ini, dan
Ironi itu Berupa Pertanyaan: Untuk Apa Menulis?
Guru yang Berubah
Oleh: Sutejo
Guru itu inspirator, wajib menginspirasi muridnya. Guru itu motivator, harus mampu memotivasi siswanya. Guru itu teladan, dapat menjadi contoh di dalam (luar) kelas. Guru
Dari Dlancang hingga Rhapsodist
Bapak Dr. Sutejo,Nuwun sewu, kulo saweg saged ngaturi dlancang-dlancang punika sakmeniko, amargi minggu kepengker kula kejibah kathah pedamelan. Ingkang kulo aturaken punika namung sekawan dlancang, dados kirang jangkep. Jangkepipun wonten
Belajar Jiwa Merdeka dari Tan Malaka
Integritas dalam Mendidik
Integritas serupa cuaca, tulis Stephen L. Carter dalam buku Etika Integritas (Pustaka Sinar Harapan, 1999:8). Semua orang membicarakannya, tetapi mereka tidak tahu akan apa yang dikerjakannya kemudian. Kemudian Carter, mengilustrasikan
Kenalilah Ruh Pendidikan!
Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara pernah berpesan, “Pendidikan dan pengajaran di Republik Indonesia harus berdasarkan kebudayaan dan kemasyarakatan bangsa Indonesia, menuju ke arah kebahagiaan batin serta keselamatan hidup lahir.”
Menulislah dengan Energi Kesadaran
Pendampingan Bukan Cuma di Kampus, di Warung Kopi
Dendam kemiskinan membuat Sutejo tak mau hanya menjadi pengajar. Dia juga menulis puluhan buku dan melatih menulis, mendirikan rumah baca, serta mendampingi anak-anak pekerja migran Indonesia yang terjebak problem sosial.