Pesan Terakhir Sang Ibu Antarkan Aris Nurhuda Jadi Dosen PNS
“Sebelum meninggal ibu berpesan supaya saya melanjutkan kuliah. Jika hanya puas dengan ijazah SMK, nanti hanya akan menjadi kuli. Lulus SMK saya tidak kuliah, langsung kerja.
“Sebelum meninggal ibu berpesan supaya saya melanjutkan kuliah. Jika hanya puas dengan ijazah SMK, nanti hanya akan menjadi kuli. Lulus SMK saya tidak kuliah, langsung kerja.
“Bersama ayah, saya keliling Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan untuk mendaftar sekolah. Hampir satu bulan menjelajahi kampus-kampus di sana tidak ada satu pun membuat jatuh cinta. Lalu, kepikiran keluar dari Kalimantan, memilih ke Jawa. Setelah beberapa pertimbangan, kampus STKIP PGRI Ponorogo adalah tujuan saya,” cerita Wuri Rahayu, warga Muara Komam, Paser, Kalimantan Timur yang sepuluh tahun lalu memutuskan kuliah di Pulau Jawa.
Mendengar nama Nanang Eko Saputro, alumnus STKIP PGRI Ponorogo, rasanya bukan lagi sosok asing bagi warga Kampus Literasi.
Jauh dari orang tua dirasakan kali pertama Enggar Rimayanti. Semenjak dirinya mengajar di Madrasah Tsanawiyah Negeri 8 Tulungagung rasa rindu…
STKIP PGRI Ponorogo adalah tempat orang-orang hebat menimba ilmu. Bukan saja ilmu pendidikan tapi juga ilmu kehidupan. Para dosen yang kompeten dalam bidangnya mampu membekali mahasiswa untuk terjun di masyarakat, khususnya dunia pendidikan.
Desa Batu Kajang Kecamatan Batu Sopang Kabupaten Paser Kalimantan Timur adalah tempat berlabuh Agus Arianto setelah melakukan perjalanan mencari jati diri. Lelaki lulusan STKIP PGRI Ponorogo tahun 2012 ini membuktikan mahasiswa sekolah tinggi keguruan tidak melulu menjadi guru. Ia bisa menjadi apa saja sesuai peminatannya.
Fatah Andika, bukan lagi warga Madiun, Jawa Timur melainkan penduduk Asmat, Papua. Bermula merantau bersama paman dan bibi di tahun 2017, rezeki dan jodohnya bertemu di sana. Ia masih tidak percaya mendapati keduanya di tanah ujung Timur Indonesia. Terlebih, saat mendengar anak-anak menyebutnya ‘Pak Guru’.
Peraih juara I lomba menulis esai di Balai Bahasa Jawa Timur semasa kuliah juga mendapat kesempatan menghadiri Seminar Pemuda Penggerak Cinta Bahasa Indonesia di Surabaya. Sehingga, kecintaannya terhadap bahasa tidak perlu ditanyakan ulang. “Lebih dekat pasti. Program studi Bahasa dan Sastra Indonesia membuat saja jatuh cinta pada bahasa dan karya-karya sastra.”
Sutini mungkin tidak pernah mengira jika ia akan mendedikasikan diri sebagai abdi negara di Kota Kelahiran Susilo Bambang Yudhoyono. Perempuan alumni STKIP PGRI Ponorogo tahun 2009 itu diterima menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) empat bulan menjelang usia 30 tahun.
Selain itu, pengalaman aktif dalam organisasi membuat Andri dipandang sosok guru berbeda. Tidak saja mengajar, lelaki yang kini berdomisisi di Dusun Bulurejo Desa Kawedusan Kecamatan Plosoklaten Kediri, juga mengajarkan dunia tulis-menulis. Banyak siswa yang dibimbing memenangi perlombaan menulis.