[Cerpen] Puisi di Dada Temanku
Temanku pernah bercerita tentang kekasihnya dan sebuah puisi, Baruna. Bukan kekasihnya–seorang penyair–yang membuat aku tak bisa melupakan cerita itu, melainkan puisinya. Puisi itu ditulis di dada temanku oleh kekasihnya sebagai hadiah ulang tahun. Tentu saja temanku sangat bahagia. Sampai terakhir bertemu, lima bulan lalu, perihal puisi itu masih tetap menjadi perbincangan kami. Semangatnya bercerita juga masih sama dengan kali pertama ia bercerita. Begitu pula aku, juga tak kalah semangat mendengarkannya.