Menulis Dengan PITA
Sesuai dengan kalender akademik, Tahun Pelajaran 2017/2018 dimulai pada hari senin, 17 Juli 2017. Semua siswa kembali ke bangku sekolah…
Sesuai dengan kalender akademik, Tahun Pelajaran 2017/2018 dimulai pada hari senin, 17 Juli 2017. Semua siswa kembali ke bangku sekolah…
Guru itu inspirator, wajib menginspirasi muridnya. Guru itu motivator, harus mampu memotivasi siswanya. Guru itu teladan, dapat menjadi contoh di dalam (luar) kelas. Guru itu kreator sehingga daya ‘anehnya’ tak pernah habis. Guru itu inovator, mampu menemukan hal-hal kecil (maupun keilmuan) untuk membentuk diri peserta didik. Guru itu inkubator, aktor pengeram ‘telor-telor’ peradaban. Guru itu pembelajar, tak berhenti belajar materi (pengetahuan) dan metode pembelajaran (karena zaman terus bergerak).Guru itu ilmuwan, mampu menggunakan metode dan logika berpikir ilmu dengan tepat dan benar. Guru itu pendidik, wajib jadi penggembala moral anak-didiknya. Guru itu pembimbing yang mampu menemukan dan mengembangkan potensi muridnya. Guru itu pengelola kelas, wajib mengorganisisasi ruang hingga menyenangkan dan memakna. Guru itu variator yang mampu menciptakan variasi pembelajaran yang tak menjemukan. Guru itu penggembala hati, yakni mereka yang senantiasa mengajar dengan menggunakan nurani (lembut dan atau keras silakan, orkestrasikan sesuai karakter personal kepribadian kita).
STKIP PGRI Ponorogo selenggarakan diskusi literasi, Sabtu 16 November 2019. Diskusi ini bekerja sama dengan komunitas Kamar Kata Karanganyar. Hadir sebagai pemantik diskusi adalah Sutejo selaku Ketua STKIP PGRI Ponorogo dan pakar literasi Nasional, Yuditeha pendiri Komunitas Kamar Kata, dan Frengky pengamat budaya.
Sarwono duduk bersandar di bawah pohon angsana. Ia mengamati sepucuk surat yang amplopnya sudah lecek. Perlahan ia mengerat ujungnya, kemudian mengeluarkan surat itu. Beberapa lembar guguran bunga angsana pun jatuh menerpa wajahnya. Menempel pada pipinya yang basah.
Ponorogo– Giat STKIP PGRI Ponorogo menjadi pelopor literasi Indonesia tidak diragukan lagi. Selain program Sekolah Literasi Gratis II yang diselenggarakan…
Godaan kewarganegaraan itulah yang riskan. Euforia upacara 17 Agustus acap kali menghiasi seluruh media Indonesia. Baik daring maupun mainstrem. Sorotan…
Racana Suro Menggolo dan Dewi Songgolangit—UKM Pramuka STKIP PGRI Ponorogo—menyelenggarakan kajian materi, Senin 11 November 2019. Kegiatan rutin ini diselenggarakan sebagai bentuk komitmen Pramuka STKIP PGRI Ponorogo dalam memberikan bekal keterampilan bagi anggotanya. Hadir sebagai materi dalam acara ini adalah Kak Frengky dan Kak Sapta, staff LPPM dan Humas STKIP PGRI Ponorogo, Dede dari Mapala Bathara Guru. Selain berkolaborasi dengan UKM Mapala Bathara Guru, kegiatan ini juga menghadirkan Doddy, Geo, Gilang, Fahru, dan Danang, dari Vulcano Merapi Climbing.
Di tengah kepenatan untuk mempersiapkan dua kegiatan di Kepulauan Bangka Belitung (27/10), akhir bulan lalu, saya mengalami kerugian besar menikmati presentasi Mas Doan Widiandhono (Redaktur Senior Jawa Pos) dan Pak J Sumardianta (Penulis buku keren dari Yogyakarta). Keduanya memiliki reputasi dahsyat dalam dua bidang yang berbeda. Mas Doan, seorang jurnalis yang sudah malang-melintang ke berbagai negara, kemudian dibukukan ke dalam Oleh-Oleh Jurnalis (2018).
Alih-alih gelisah menunggu penerbangan ke Pangkal Pinang Kepulauan Bangka Belitung, Sutejo bersama Sapta Arif membunuhnya dengan ngopi di sisi luar Bandara Soekarno-Hatta. Sembari melepas penat pesan dua gelas kopi plastik dan dua biji roti tanggung seharga hampir Rp 100.000,-. Sambil menyalakan rokok kesayangan masing-masing, Sutejo melepas pandangan ke sisi kanan-kiri penumpang yang menunggu untuk membunuh waktu. Tiba-tiba melintas sesosok wajah yang tak asing memasuki resto makanan.
Festival Literasi Sekolah di SMPN3 Peterongan (3/11/2019), salah satu kegiatannya adalah lomba tulis opini tingkat SMP/MTs Se-Jawa Timur. Hadir sebagai dewan Juri adalah Satria Dharma, pahlawan literasi dari Surabaya, Sutejo sebagai penggiat literasi dan penulis nasional asal Ponorogo, dan Anjrah Lelono Broto sebagai penggiat dan aktor literasi dari Mojokerto. Mereka menjadi pengadil yang menginspirasi, tidak saja bagi peserta tetapi juga memberikan pencerahan kepada para pembinanya.