Generasi Literasi, Generasi Revolusi
“JIKA engkau menemukan buku tertumpuk rapi, maka ‘mungkin’ saja ada sebuah peradaban yang terpenjara. Culiklah sebab engkau sedang mencoba menyelamatkan peradaban.”
“JIKA engkau menemukan buku tertumpuk rapi, maka ‘mungkin’ saja ada sebuah peradaban yang terpenjara. Culiklah sebab engkau sedang mencoba menyelamatkan peradaban.”
Dengan semangat optimisme berjuang melahirkan SDM Unggul, Presiden RI Joko Widodo, mengilustrasikan banyak hal tentang mimpi Indonesia di masa depan. Sebuah impresi pengalaman berdemokrasi dalam Pemilu 2019, tampaknya, menjadi basis tekan agar perbedaan bukan menjadi hambatan. Sebaliknya, menjadi kekuatan. Sebagaimana pesan-pesan Pahlawan Kemerdekaan; semangat pidato Presiden tahun 2019 kali ini, tampaknya meminta semua pihak untuk melakukan lompatan-lompatan agar mampu bersaing ke kancah dunia di masa depan!
Toleransi dalam NU, berarti NU bersikap toleran terhadap perbedaan pandangan baik dalam masalah agama, masalah kemasyarakatan, dan kebudayaan. Muara sikap toleransi ini adalah terciptanya kesepahaman antargolongan untuk saling memiliki semangat kebersamaan untuk menerima perbedaan di antara masyarakat yang plural atau majemuk.
Petter Elbow dalam buku Everyone Can Write (Oxford University Press, 2000) menyatakan bahwa ‘menulis itu bukan bakat, tetapi keterampilan’.
S-Ter (SMP Terpadu), sekolah yang menerapkan pembelajaran Joyfull Learning. Berlokasi di jalan Ir. Juanda Ponorogo. Five day school (program lima hari sekolah) sudah dijalankan di sekolah ini.
Banyak yang beranggapan kuliah itu mahal. STKIP PGRI Ponorogo mengubah paradigma itu, bahkan kuliah tanpa pikir biaya, bagaimana caranya.
Prestasi membanggakan diraih tiga mahasiswa STKIP PGRI Ponorogo. Aryn Dwi Handayani, Pitrias Rahayu, dan Miya Lutfiana. Masing-masing memperoleh juara 1 macapat, juara harapan 2, dan 10 terbaik lomba macapat tingkat nasional.
Jika ingin memajukan Indonesia kita harus lebih dulu memajukan budaya literasi. Ingat, literasi itu kunci perubahan generasi.
Oleh: Sri Wahyuni (Opini Duta Masyarakat edisi Jumat, 20 Januari 2017.
Kekirian itu sudah tidak laku. Tapi, kekanan-kanakan melahirkan radikalisme,” SUTEJO, Pakar Literasi Kemendikbud. Razia buku tidak manusiawi. Pernyataan itu dilontarkan…